Solok Selatan Gandeng BPTP Tentukan Bibit Jagung

id Jagung, BPTP, Solok Selatan

Solok Selatan Gandeng BPTP Tentukan Bibit Jagung

(ANTARA FOTO)

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menggandeng Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat dalam menentukan bantuan bibit jagung hibrida yang cocok untuk daerah itu, terutama yang terintegrasi dengan sawit.

"Kita belum menentukan jenis bibit jagung yang akan diberikan pada petani dan masih berkoordinasi dengan BPTP apa yang cocok di kembangkan supaya produksinya bisa melebihi 6,7 ton per hektarenya," kata Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan Tri Handoyo Gunardi di Padang Aro, Kamis.

Menurutnya pemilihan bibit tidak bisa sembarangan dan patokannya juga tidak bisa kabupaten/kota lainnya karena iklim serta ketinggian berbeda.

Sebagai contoh, katanya jenis NK berhasil di Pasaman tetapi di Solok Selatan bibit ini banyak dikeluhkan petani sebab hasilnya kurang bagus.

Oleh sebab itu, sebutnya peranan BPTP diharapkan bisa memberikan masukan soal bibit yang cocok.

Selain itu, pengembangan jagung yang terintegrasi dengan sawit juga baru dilakukan sehingga pemilihan bibitnya harus selektif, ujarnya.

Bukan hanya itu saja, sebutnya BPTP juga akan mendampingi di lapangan supaya produksi jagung lebih tinggi lagi.

"Sekarang produksi jagung Solok Selatan 6,7 ton per hektare dan dengan adanya pendampingan dari BPTP diharapkan bisa meningkat," katanya.

Ia menyebutkan, tahun ini Solok Selatan mrndapat bantuan bibit untuk 2.500 hektare lahan.

Sedangkan untuk target tanam katanya, tahun ini seluas 12.500 hektare dan hingga sekarang sudah terealisasi 1.196 hektare.

Seorang petani jagung di Lubauk Gadang Timur yang merupakan sentra jagung Solok Selatan Zal (41) mengatakan jenis bibit jagung cukup banyak tetapi petani setempat biasanya menenam bibit NK 99 yang merupakan bantuan 2016 dan Pioner 32.

Ia menjelaskan, masing-masing bibit memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Untuk Pioner, sebutnya kelebihannya buahnya lebih besar tetapi saat panen musim hujan cukup sulit karena cepat tumbuh bila tidak segera dijemur.

Sedangkan untuk NK 99, tambahnya buahnya tidak terlalu besar dan buahnya lebih banyak rusak tetapi lebih tahan saat panen musim hujan. (*)