Pemkot Solok Targetkan 1.704 Peserta KB Baru

id Peserta, KB, Solok

Solok, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota (Pemkot) Solok, Sumatera Barat menargetkan 1.704 Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) peserta Keluarga Berencana (KB) baru pada tahun 2017.

"Jumlah tahun ini jauh berkurang dari target pemasangan KB pada 2016 yang mencapai 2.192 dengan jumlah capaian mencapai 1.966 dengan persentase 89,69 persen," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana setempat, Safni di Solok, Senin.

Ia merinci Target PPM KB pada 2017 dengan Metode IUD atau spiral sebanyak 498, metode operatif wanita (MOW) sebanyak 122, metode operatif pria (MOP) sebanyak 2, metode Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) sebanyak 53, metode Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) sebanyak 315, metode STK sebanyak 395, dan metode pil sebanyak 319.

Ia menyebutkan bahwa jumlah penduduk di Kota Solok cukup terkendali dengan banyaknya masyarakat yang sudah mulai memahami manfaat dari KB tersebut.

Salah satu program yang dilakukan dinas terkait yaitu sosialisasi, konsultasi dan edukasi melalui pemutaran film di beberapa kelurahan. Selain itu, juga memasang baliho serta spanduk tentang berbagai manfaat KB.

Upaya yang dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana untuk memperluas jangkaun KB dengan lebih banyak mengaktifkan generasi muda melalui bina keluarga remaja.

Sedangkan dari program pusat menyosialisasikan penundaan usia pernikahan untuk perempuan sebelum 21 tahun dan laki-laki sebelum 25 tahun.

Ia menjelaskan tahun ini, pemerintah setempat juga melakukan pemilihan duta Generasi Berencana (Genre) dari siswa SMA dan mahasiswa. Duta Genre diharapkan dapat menyampaikan kepada masyarakat untuk memilih KB agar tercapainya kesejahteraan keluarga.

Pemilihan dengan melalui seleksi 12 pasang siswa dan mahasiswa, yang dilakukan pada Februari 2017.

Ia menyampaikan bahwa indikator keberhasilan dari pengendalian penduduk adalah laju pertumbuhan penduduk turun. Pada tahun 2016, harus turun 2,1 persen.

"Kota Solok yang tidak memiliki lokasi terpencil atau yang sulit dijangkau, memudahkan program KB untuk disosialisasikan lebih luas kepada masyarakat," katanya. (*)