Arosuka, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Sumatera Barat, belum menyosialisasikan 3 vaksin baru yang akan digunakan untuk program nasional imunisasi dasar.
"Tiga vaksin baru untuk imunisasi dasar tersebut baru dianggarkan pada 2017, dan kemungkinan baru 2018 akan disosialisasikan," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, Zulhendri diwakili Kepala Seksi Survelen, Wabah, Imunisasi dan Bencana, Marjohan di Arosuka, Minggu.
Kementerian Kesehatan baru memberitahukan untuk menganggarkan pada 2017 agar dapat disosialisasikan pada 2018, dan kemungkinan untuk pemberian vaksin di Sumbar khususnya Kabupaten Solok baru bisa dilakukan pada 2019.
Ia menyebutkan 3 vaksin tersebut adalah Measles Rubella (akan mengaktifkan vaksin campak), Vaksin Pneumoccous (melindungi anak-anak dari infeksi saluran pernapasan atas (ispa), dan Human Pappilomavirus (HPV) dapat mencegah anak terkena kanker serviks dan penyakit lainnya.
Vaksin baru tersebut menggantikan vaksin sebelumnya yang mencegah penyakit campak atau tetanus yang sudah mulai jarang terjadi atau tidak ada.
"Pada 2017, vaksin baru dicobakan di Jakarta dan Pulau Jawa," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa 3 vaksin baru ini dapat mencegah dan mengatasi penyakit-penyakit yang belum ada, di luar negeri vaksin ini telah lama diberikan untuk menambah daya imun pada anak.
"Tapi di Indonesia baru di cobakan, karena butuh waktu lima tahun untuk menguji coba sebuah vaksin baru. Dan Vaksin tersebut lebih efektif untuk mencegah penyakit yang spesifik," katanya.
Vaksin baru tersebut juga diberikan melalui suntikan, seperti vaksin campak atau tetanus sebelumnya.
Ia mengatakan sosilasasi nantinya diperuntukkan agar masyarakat menerima dengan baik, memahami manfaat dan mau diberi vaksin yang baru.
Kemudian Sosialisasi dilakukan Dinas Kesehatan ke puskesmas-puskesmas di daerah dengan bantuan wali nagari.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan tiga vaksin dasar yang baru akan diterapkan pada 2017 masih dalam tahap uji coba guna mengoptimalkan kegunaan dan manfaat.
"Jadi diuji coba dulu. Yang untuk kanker serviks sudah diuji coba di Jakarta, kita lihat dulu," kata Nila usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Ia menjelaskan mereka masih menilai efektivitas vaksin yang dipilih dengan tingkat imunitas yang dihasilkan. Dia menjelaskan pemerintah menginginkan vaksin dengan efek imunitas yang maksimal. (*)
Berita Terkait
Pembatasan vaksin COVID-19 gratis
Kamis, 4 Januari 2024 12:23 Wib
Pj Wali Kota Payakumbuh ingatkan masyarakat vaksin peliharaan antisipasi rabies
Minggu, 15 Oktober 2023 7:25 Wib
Dokter ajak warga lakukan vaksinasi HPV guna cegah kanker sejak dini
Jumat, 13 Oktober 2023 10:57 Wib
Pemkot Bukittinggi peringati World Rabies Day 2023 dengan 500 vaksin hewan
Sabtu, 7 Oktober 2023 14:09 Wib
Pemkab Agam adakan pemberian vaksin rabies secara gratis
Rabu, 27 September 2023 15:39 Wib
Vaksin Anti Rabies masih tersedia di Agam
Jumat, 7 Juli 2023 16:42 Wib
Pemkot sediakan 1.500 dosis vaksin cegah penyebaran rabies di Padang
Jumat, 7 Juli 2023 14:21 Wib
Pemkab Agam dapat bantuan vaksin rabies 3.500 dosis
Sabtu, 24 Juni 2023 11:54 Wib