Kunjungan Wisatawan Ke Sumbar Turun 23,06 Persen

id Kunjungan, Wisatawan, Sumbar

Kunjungan Wisatawan Ke Sumbar Turun 23,06 Persen

(FOTO ANTARA SUMBAR/Arif Pribadi)

Padang, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat kunjungan wisatawan asing ke provinsi itu pada Januari 2017 mencapai 4.020 orang atau turun 23,06 persen dibanding Desember 2016 yang tercatat sebanyak 5.525 orang.

"Kunjungan wisatawan asing pada Januari 2017 memberikan kontribusi sebesar 0,42 persen terhadap total wisman yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 957.578 orang," kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi di Padang, Jumat.

Ia menambahkan pada Januari 2017 kunjungan masih didominasi oleh wisatawan asal Malaysia sebanyak 3.249 orang, Australia 97 orang dan Perancis 34 orang.

Kemudian, Jepang 32 orang, Thailand 27 orang, Singapura 22 orang, Tiongkok 21 orang, Amerika Serikat 14 orang, Jerman 14 orang, India 12 orang dan negara lainnya 498 orang, ujarnya.

Ia memastikan jumlah yang terdata tersebut adalah mereka yang masuk melalui imigrasi di Bandara Internasional Minangkabau, jika sebelumnya dari Jakarta atau Medan maka akan di data di bandara kedatangan.

Sementara Kementerian Pariwisata akan mengembangkan konsep wisata halal di Sumatera Barat sebagaimana yang telah dikembangkan di Nusa Tenggara Barat.

"Kami melihat Sumbar potensial untuk pengembangan wisata halal karena secara kultur dikenal cukup religius, apalagi banyak wisatawan Malaysia yang datang," kata Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata Tazbir.

Ia menjelaskan yang dimaksud dengan wisata halal berkaitan dengan konsep universal seperti menyajikan makanan yang sehat, akomodasi yang bersih, dan kebaikan untuk manusia sehingga diterima semua kalangan.

"Kami ingin sekali Sumbar bisa mendapat prestasi sebagaimana NTB yang memperoleh penghargaan World's Best Halal Tourism Destination atau daerah tujuan wisata halal terbaik mengingat daerah ini cukup Islami," ujarnya.

Ia menilai Sumbar punya potensi untuk itu dan tinggal mempersiapkan produknya berupa tempat-tempat yang dikunjungi wisatawan dengan mencirikan wisata halal.

Halal ini sudah menjadi tuntutan masyarakat dunia, walaupun merasa sudah halal tapi orang lain belum kalau tidak ada merek resmi, kata dia. (*)