Padangpariaman Maksimalkan Peran Bidan Tekan Gizi Buruk

id Gizi Buruk, Bidan, Padangpariaman

Padangpariaman Maksimalkan Peran Bidan Tekan Gizi Buruk

Ilustrasi - Balita gizi buruk.

Parit Malintang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat (Sumbar), akan memaksimalkan peran bidan desa untuk mengunjungi rumah warga guna menekan angka gizi buruk di daerah itu.

"Angka gizi buruk di Padangpariaman pada 2016 yaitu 42 kasus. Untuk menekan itu maka kami memaksimalkan peran bidan desa," kata Kepala Dinas Kesehatan Padangpariaman Aspinuddin di Parit Malintang, Senin.

Kunjungan bidan desa ke rumah warga diharapkan meningkatkan sosalisasi dan memantau kondisi kesehatan masyarakat.

Aspinuddin menjelaskan ketika bidan desa mengunjungi rumah warga dan menemukan anak gizi kurang maka akan ditangani secara medis sebelum anak itu mengalami gizi buruk.

Dengan kunjungan itu diharapkan tidak ada kasus gizi buruk di daerah itu yang disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat terhadap penyakit yang biasanya dialami oleh anak-anak tersebut.

Ia mengatakan 42 kasus gizi buruk yang terjadi pada 2016 itu diduga karena ada penyakit lain yang dialami oleh anak tersebut seperti gangguan pada ginjal dan fungsi hati sehingga mengganggu penyerapan gizi si anak.

"Jadi tidak ada kasus gizi buruk di Padangpariaman karena ketidaktahuan masyarakat atau karena kemiskinan," katanya.

Keyakinan tersebut karena dari 530 bidan di daerah itu, sebanyak 235 di antaranya merupakan bidan desa sedangkan sisanya merupakan bidan puskesmas yang selalu menyosialisasikan dan memantau kesehatan warga di daerahnya.

Sebelumnya, Dinkes Sumbar mencatat ada 411 kasus gizi buruk selama 2016 dan Padangpariaman terletak pada nomor tiga setelah Kabupaten Mentawai dengan 81 kasus dan Kota Padang dengan 68 kasus.

"Gizi buruk bukan hanya terjadi karena faktor ekonomi saja, bisa terjadi karena kurangnya pendidikan dan kurangnya perhatian orang tua terhadap pemenuhan gizi anak," kata Kepala Dinkes Sumbar Merry Yuliesday di Padang, Rabu (25/1).

Oleh karena itu untuk menyelesaikan permasalahan gizi buruk diperlukan kerja sama dari berbagai sektor karena penyakit tersebut merupakan persoalan yang kompleks. (*)