Kopertis-X Dorong Pembukaan Kampus di Daerah 3T

id Herri

Kopertis-X Dorong Pembukaan Kampus di Daerah 3T

Koordinator Kopertis X, Prof Herri. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau mendorong pemerintah untuk membuka kampus swasta di daerah yang berstatus Terluar, Terdepan, Tertinggal (3T).

"Memang tahun ini ada moratorium pembukaan program studi (prodi), namun bila statusnya di daerah 3T dan merupakan jurusan sains, teknologi, teknik, dan kesehatan diberi kesempatan membuka prodi atau kampus," kata Koordinator Kopertis X, Prof Herri di Padang, Jumat.

Dia menjelaskan tujuan memberi kesempatan pembukaan kampus di daerah 3T menjadi bagian upaya pemerintah memperluas akses pendidikan tinggi di Indonesia.

Sebab selama ini sebagian besar konsentrasi pendidikan tinggi ada di kota besar dan pulau besar, sedangkan hanya segelintir di daerah pedalaman atau terluar.

Akibatnya terdapat kesenjangan yang tinggi dalam hal konsumsi pendidikan tinggi di kedua tipe daerah tersebut.

"Kami atas nama pemerintah pusat mendorong kerja sama antara masyarakat dan pemerintah setempat dalam pembukaan prodi, kami juga siap memfasilitasinya," kata dia.

Dia mencontohkan saat ini pihaknya telah mengajukan 50 rekomendasi pembukaan prodi dan kampus yang sebagian diantaranya di daerah 3 T.

Terakhir minggu lalu pihaknya baru menerima Surat Keterangan dari penggabungan Stikes dan STKIP Tuanku Tambusai Riau, dan masih menunggu pembukaan di daerah 3 T yakni Tanjung Pinang Universitas Muhammadiyah.

Dia berharap daerah lain seperti di Pasaman Barat, Mentawai dan Solok Selatan Sumbar bisa mengajukan pembentukan kampus, baik dalam bentuk sekolah tinggi, akademi atau universitas.

Terlebih bila melihat Angka Partisipasi Kasar (APK) setiap tahunnya ketiga daerah tersebut menunjukkan grafik meningkat dalam menyumbangkan mahasiswa di perguruan tinggi.

Termasuk juga daerah luar di Kepulauan Riau seperti Kepulauan Natuna juga bisa mengajukan pembentukan perguruan tinggi ke depan.

"Bila nantinya terbentuk suatu kampus tentu akan meningkatkan APK tersebut yang di Indonesia saat ini baru mencapai tiga puluh persen dari puluhan juta jiwa," ujarnya.

Sementara itu salah satu tokoh pendidikan tinggi Prof Amir Luthfi saat berkunjung ke Padang beberapa waktu lalu mengatakan penggabungan suatu kampus menjadi satu universitas akan meningkatkan peluang investasi dan kualitas dari kampus tersebut.

Dia mengatakan bila hal tersebut dilaksanakan di daerah 3 T akan bermanfaat meningkatkan sumber daya manusianya. (*)