Konsorsium Pertamina Garap PLTG Terbesar Asean

id Pertamina

Konsorsium Pertamina Garap PLTG Terbesar Asean

Logo Pertamina. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Konsorsium PT Pertamina (Persero), Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation, siap mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) terbesar di Asia Tenggara melalui pembangunan PLTGU Jawa 1 dengan kapasitas terpasang 1.760 megawatt (MW).

Nota kesepahaman jual beli listrik (PPA) proyek pembangkit itu diteken oleh Direktur Utama PT Jawa Satu Power, selaku pengembang PLTGU Jawa 1, Ginanjar dan Direktur Utama PLN Sofyan Basyir serta disaksikan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Jakarta, Selasa.

Pembangkit listrik yang mengintegrasikan antara Unit Penampungan Regasifikasi Terapung (FSRU) dengan Combined Cycle Gas Turbine (CCGT) tersebut akan dibangun di Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, sekitar 60 km arah timur Jakarta.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto saat acara penandatangan proyek menyampaikan apresiasi kepada PLN atas pelaksanaan tender Independent Power Producer (IPP) PLTGU Jawa 1 yang terbuka, transparan dan kompetitif, serta atas kepercayaan kepada konsorsium Pertamina yang telah ditunjuk sebagai pemenang.

"Proyek ini menjadi bukti nyata sinergi dua BUMN besar Indonesia, Pertamina sebagai perusahaan energi dan PLN sebagai perusahaan listrik nasional," kata Dwi.

Pertamina bersama dengan Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation telah berhasil memenangi dan menandatangani PPA proyek IPP PLTGU Jawa 1 dengan nilai sekitar 1,8 miliar dolar AS.

Proyek IPP itu merupakan kolaborasi internasional yang melibatkan 18 mitra internasional (Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Eropa) maupun domestik.

Menurut Dwi, momentum penandatanganan PPA PLTGU Jawa 1 menjadi salah satu pijakan penting bagi Pertamina dalam memulai bisnis IPP sekaligus menegaskan posisi dan perannya untuk mencapai visi sebagai perusahaan energi kelas dunia.

Pertamina juga mengapresiasi kerjasama yang sangat baik dari seluruh mitra konsorsium, termasuk konsorsium kreditor, untuk mendapatkan kepercayaan hingga pada tahapan ini. "Kerja sama yang tidak kalah erat diperlukan untuk dapat mewujudkan proyek ini dengan tepat waktu dan tepat biaya," kata Dwi.

Secara terpisah Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Gus Irawan Pasaribu mengatakan sebagai bagian dari program 35.000 megawatt, IPP PLTGU Jawa 1 sangat penting bagi upaya pemerintah dan PLN melakukan percepatan untuk melistriki lebih banyak keluarga dan konsumen listrik di Tanah Air.

Pengembangan pembangkit listrik berbasis gas juga harus terus didorong ke depannya karena cadangan gas Indonesia masih banyak. Apalagi, Indonesia juga telah meratifikasi Perjanjian Paris soal emisi.

"Adanya PPA ini juga menjadi momentum untuk kerja sama Pertamina dan PLN ke depan dan umumnya sinergi antar-BUMN memang harus berjalan," katanya.

Anggota Dewan Energi Nasional, Syamsir Abduh menilai PLTGU Jawa 1 menjadi momentum untuk menata BUMN agar fokus pada bidang masing-masing, tidak tumpang tindih dan bersinergi sehingga BUMN menjadi lebih kompetitif. "Di sini Pertamina telah menunjukkan perannya sangat pas sebagai BUMN energi," ujarnya. (*)