Bazda Pasaman Barat Bantu Balita Gizi Buruk

id Balita gizi buruk

Bazda Pasaman Barat Bantu Balita Gizi Buruk

Ilustrasi - Balita gizi buruk. (Antara)

Simpang Empat, (Antara Sumbar) - Muhaimin Iskandar (3,5) balita asal Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat terbaring lemas di salah satu bangsal Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat karena diduga menderita gizi buruk.

Anak pasangan Yulisman dan Heni itu saat ini memiliki berat 4,5 kilogram. Terlalu ringan dari anak seusianya dan butuh bantuan.

"Anak kami ini diduga mengalami gizi buruk. Saat ini dirawat di RSUD Jambak Pasanan Barat," kata Yulisman.

Ia mengataan anaknya lahir ketika usia kandungannya belum genap sembilan bulan. Muhaimin Iskandar sudah lahir ke dunia pada usia kandungan delapan bulan.

Menurut Ibu Muhaimin, Heni (43) anaknya memang terlahir sebagai bayi kurang bulan, tetapi berat badan cukup waktu lahir dengan berat 3,3 kg.

Di lain pihak pasangan ini tidak sukses menjalankan program Keluarga Berencana (KB). Sebab usia pasangan ini baru menginjak 40 an tahun, namun anak mereka mencapai 11 orang. Karena banyaknya anak, ditambah dengan keluarga yang kurang mampu membuat kebutuhan gizi tidak terpenuhi.

"Anak kami 11 orang, jadi tidak terbagi makanan dan kebutuhan lainnya," katanya

Ia menjelaskan sejak awal memang tidak ada masalah sebab dalam perawatan klinik. Namun setelah dirawat oleh orang tuanya di tempat asal Sungai Aua, Muhaimin Iskandar mulai sakit-sakitan. Ketika Muhaimin sakit Heni membawanya ke bidan jorong.

"Kadang hanya saya saja yang pergi berobat ke bidan jorong, saya sampaikan keluhan kepada bidan. Setelah itu hanya diberikan obat," ujar dia.

Saat ini Muhaimin Iskandar terbaring lemas di bangsal anak RSUD Jambak. Kakinya yang sangat kecil dengan selang infus terpasang di hidungnya sungguh memprihatinkan.

Kedua orang tuanya terus menangis menemani buah hati yang terbaring lemas. Sebagai orang tua mereka ingin anaknya sembuh.

Namun yang membuat mereka cemas saat ini karena tidak menggunakan BPJS. Sehingga Muhaimin Iskadanr tercatat sebagai pasien umum.

Dia masuk ke RSUD Pasaman Barat pada Kamis (26/1), sedangkan BPJS selama dalam kepengurusan 15 hari ke depan baru aktif.

"Itulah yang membuat saya sedih, karena anak saya terdaftar sebagai pasien umum. Dari mana kami dapat uang pengobatan," katanya.

Menyikapi hal itu, Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Pasaman Barat pada Senin (30/1) memberikan bantuan Rp2,5 juta setelah mendapatkan informasi tentang kondisi balita itu.

Selain itu Dinas Kesehatan Pasaman Barat juga menjamin akan menanggung biaya pengobatan selama kepengurusan BPJS.

"Kami sangat berharap bantuan dari Pemda sesuai dengan apa yang telah dijanjikan kepada kami. Dinas kesehatan sudah datang melihat, janji mereka akan menolong biaya pengobatan selama kepengurusan BPJS," katanya.

Sekretaris Bazda Pasaman Barat, Hendrizal yang langsung memberikan bantuan merasa prihatin dengan kondisi yang menimpa Muhaimin.

Balita yang tidak mengerti apa-apa harus menanggung derita seperti itu.

"Melihat kondisinya kita sangat prihatin. Bantuan sedikit ini mudah-mudahan meringankan bebannya," katanya. (*)