Pasaman Barat Rancang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

id Pasaman Barat

Simpang Ampek, (Antara Sumbar) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, merancang rencana induk pengembangan pariwisata di daerah itu untuk membenahi dan menata ulang sejumlah objek wisata.

"Dalam waktu dekat, yang sedang kami siapkan, adalah rencana induk pengembangan kawasan wisata Air Bangis sebagai salah satu wisata bahari," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pasaman Barat, Armen di Simpang Ampek, Kamis.

Ia menyebutkan Pasaman Barat yang berlokasi sekitar 170 kilometer ke utara Padang memiliki garis pantai sepanjang 158 kilometer dan ini merupakan potensi besar yang akan dikembangkan karena kondisinya tidak kalah indah dengan daerah lain.

"Untuk Air Bangis selain wisata pantai juga ada 10 pulau yang potensial dan yang paling terkenal adalah Pulau Panjang," ujarnya.

Ia mengakui saat ini kondisi infrastruktur Pasaman Barat masih banyak yang perlu dibenahi dan ditingkatkan agar lebih memiliki daya tarik.

Apalagi Pasaman Barat bukan daerah perlintasan dan orang memang harus sengaja datang kita ke sini, jika objek wisata tidak menarik orang akan enggan datang, katanya.

Selain itu karena Pasaman Barat dilewati garis khatulistiwa ia berencana akan mencari titik garis edar matahari yang berada di pinggir pantai sehingga menjadi salah satu daya tarik untuk menarik minat wisatawan ke pantai.

Kemudian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga membina masyarakat yang berada di kawasan objek wisata agar sadar wisata sehingga wisatawan yang berkunjung mendapatkan pelayanan yang lebih baik.

Berikutnya Pasaman Barat juga akan mengembangkan kawasan perkebunan sawit dan jagung sebagai salah satu daerah agrowisata.

"Tentunya harus disiapkan infrastrukturnya agar kawasan perkebunan yang ada selain menghasilkan juga punya daya tarik wisata," katanya.

Sebelumnya akademisi Universitas Andalas Padang Dr Sari Lenggogeni menilai Sumatera Barat perlu memetakan segmen pariwisata agar target wisatawan yang dibidik jelas.

"Apakah satuan perangkat kerja daerah pengelola pariwisata di kabupaten dan kota sudah tahu pasar pariwisatanya, segmen apa yang dibidik, jangan sampai membuat suatu produk lalu berharap semua orang datang," ujarnya.

Ia menilai pengelola pariwisata harus memetakan segmen pasar untuk tahu siapa target, bagaimana kondisinya dibandingkan pesaing, serta mencari tahu produk wisata yang dibuat apakah sudah memiliki nilai lebih dibandingkan yang lain.

Ia melihat selama ini sering dikatakan banyak wisatawan yang datang tapi tidak jelas siapa yang datang itu.

Padahal berdasarkan data, segmen pasar terbesar wisatawan Sumbar berasal dari Malaysia mencapai 77 persen diikuti Australia 4,1 persen, Singapura dua persen dan Prancis 0,07 persen, sebutnya.

"Apakah pengelola sudah tahu karakter wisatawan asal Malaysia, kemana berbelanja dan kemana berkunjung," lanjutnya.

Ia mengatakan hampir sebagian besar wisatawan Malaysia muslim dan suka berkunjung bersama keluarga atau dalam kelompok besar yang mencintai ekowisata yang akan datang kembali.

Sementara, wisatawan asal Australia sebagian besar berkunjung untuk olah raga selancar.

"Yang jadi pertanyaan sudahkah karakter wisatawan tersebut dipelajari sehingga jelas wisatawan Malaysia hendak diapakan, wisatawan Australia dilayani seperti apa," kata dia. (*)