Perahu Terbalik, Tiga Warga Pasaman Hanyut di Sungai Masang

id perahu terbalik

Perahu Terbalik, Tiga Warga Pasaman Hanyut di Sungai Masang

Illustrasi.

Lubuk Basung, (Antara Sumbar) - Sebanyak tiga dari tujuh warga Kampuang Binjai, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, tengelam dan hanyut di Sungai Masang setela perahu yang mereka tumpangi terbalik, Senin sekitar pukul 7.00 WIB.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Bambang Warsito di Lubuk Basung mengatakan ketiga korban yang hanyut itu atas nama Eman (50), Caya (5) dan Aurel 18 bulan.

Sementara ke tujuh korban yang selamat adalah Syafril (43), Neli (40), Upik (48), Jek (16), Iliah (39), Fadal (38) dan Pian (51).

"Cahya merupakan anak dari Eman dan Aurel anak dari Syafril," katanya.

Ia menerangkan BPBD Agam mengerahkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dengan jumlah 10 orang untuk mencari keberadaan korban menggunakan perahu dengan menyisiri Batang Masang yang berada di Muaro Tantang, Jorong Koto Gadang Silareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

Pencarian ini juga melibatkan BPBD Pasaman, BPBD Pasaman Barat dan lainnya.

"Mudah-mudahan korban secepatnya ditemukan," tegasnya.

Ia menceritakan peristiwa itu berawal saat rombongan dengan jumlah 10 orang hendak pergi ke lahan pertanian mereka menggunakan perahu yang dikemudikan oleh Syafril.

Dalam perjalanan, air Sungai Masang membesar dan air masuk ke dalam perahu.

Setelah itu, Syafril mematikan mesin perahu dan terbalik mengakibatkan tiga korban dibawa arus dan tujuh orang bisa menyelamatkan diri.

"Beberapa menit setelah kejadian, warga menghubugi BPBD Agam dan saya memerintahkan anggota untuk mencari korban," katanya.

Dengan kejadian ini, pihaknya mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan saat menyeberangi sungai menggunakan perahu saat curah hujan tinggi, karena saat itu air sungai cukup besar yang berisiko untuk keselamatan.

"Kejadian ini hampir tiap tahun terjadi di Batang Masang tersebut," katanya.

Sungai Masang ini, katanya merupakan pembatas antara Kabupaten Pasaman dengan Kabupaten Agam. Apabila curah hujan tinggi, air di sungai ini tiba-tiba membesar yang berisiko terhadap warga menggunakan perahu untuk alat transportasi. (*)