Limapuluh Kota Kembangkan Program Mina Padi

id petani

Sarilamak, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, mengembangkan program mina padi karena pola penggabungan tanam padi dengan berternak ikan tersebut belum terbiasa dilaksanakan oleh masyarakat setempat.

"Awalnya program mina padi dikembangkan seluas 25 hektare, tapi sekarang tersisa 12 hektare," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Limapuluh Kota Refilza melalui Kabid Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Alfadri saat dihubungi dari Sarilamak, Senin.

Ia mengatakan pengurangan tersebut disebabkan faktor kemarau panjang yang melanda daerah itu sejak beberapa bulan terakhir sehingga banyak tanaman padi gagal panen.

Pada 2017, katanya program mina padi akan ditambah 11 hektare lagi, yang meliputi 10 hektare dibiayai dengan APBN melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta satu hektare melalui APBD Kabupaten Limapuluh Kota.

Menurutnya, program tersebut belum banyak digalakkan oleh petani di Kabupaten Limapuluh Kota. Untuk itu, pemerintah daerah berupaya memberikan pemahaman kepada petani sehingga mereka mau menggalakkannya.

"Kegiatan penyuluhan itu dilakukan melalui Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), sehingganya perlu sosialisasi lebih karena selama ini masyarakat di daerah itu belum terbiasa melakukanya," katanya.

Ia menyebutkan program tersebut membutuhkan teknis khusus, diantaranya lahan atau sawah harus berpengairan tetap dan aman dari banjir. Beberapa kecamatan yang cocok untuk pengembangan mina padi itu diantaranya Mungka, Payakumbuh, dan Harau.

"Selama menerapkan sistem mina padi, petani menyadari ada penambahan pendapatan. Hanya saja mereka belum terbiasa mengembangkannya, sebab program tersebut membutuhkan pemeliharaan lebih," katanya.

Alfadri menambahkan, ke depannya pihaknya juga akan mengembangkan program mina padi itu jadi ekowisata, sehingga dapat meningkatakan pendapatan masyarakat.

Sebelumnya, Direktur Pakan pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Coco Kokarkin mengatakan mina padi menjanjikan keuntungan berlipat, sebab dapat menghemat pakan (makanan) ikan serta pupuk yang dibutuhkan padi.

Ia menyebutkan, ikan biasanya membutuhkan pakan sebanyak 1,3 gram setiap harinya, dengan memelihara di lahan padi, maka pakan yang dibutuhkan hanya sebanyak 0,8 gram atau sudah beruntung sebanyak 0,4 gram.

Begitun juga padi, kalau pada budidaya biasa butuh pestisida dan memakai pupuk yang banyak, maka pada mina padi tidak membutuhkan pupuk banyak.

Selain itu, kadar glukosa padi yang dihasilkan lebih rendah, beras dari program mina padi baik bagi penderita penyakit diabetes. (*)