TNKS Berdayakan Masyarakat Kelola Objek Wisata

id TNKS

Padang Aro, (Antara Sumbar) - Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) memberdayakan masyarakat dalam mengelola destinasi wisata Danau Bontak dan "camping ground" di Solok Selatan, Sumatera Barat.

"Pengawasan kawasan TNKS sekarang tidak bisa dilakukan semata-mata oleh polisi hutan maupun petugas resmi. Oleh sebab itu dilibatkan masyarakat dengan pemberdayaan salah satunya diperbolehkan mengelola destinasi wisata yang ada didalam TNKS asalkan konsep pengembangannya bersifat konservasi," kata Kepala Bidang Wilayah Balai Besar TNKS Toni Anwar, saat sosialisasi konsep pengelolaan destinasi wisata Bukit Bontak dengan kelompok sadar wisata (Pokdrwis) Alur Rizates Bangun Rejo, di Padang Aro, Kamis.

Pengelolaan destinasi wisata Danau Bontak dan "camping ground" di Bangun Rejo, Jorong Pincuran Tujuah, Nagari Lubuak Gadang Selatan akan diserahkan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alur Rizantes .

Menurutnya konservasi tidak bisa berjalan sendiri tanpa dilakukan pemberdayaan masyarakat sekitarnya.

Acuan TNKS memberikan pengelolaan destinasi wisata kepada masyarakat adalah nota kesepahaman yang sudah ditandatangani oleh pihaknya dengan pemerintah setempat.

"Kita optimistis destinasi Danau Bontak bisa maju karena masyarakatnya kompak dan objeknya juga sangat menarik dan dasar kita memberikannya pada warga setempat adalah MoU pemerintah dengan TNKS," katanya.

Ia menjelaskan konsep pengelolaan destinasi dalam kawasan TNKS harus berdasarkan konservasi. Masyarakat tidak perbolehkan mengganggu flora dan fauna yang ada di dalam kawasan.

Pihak TNKS, imbuhnya memiliki rencana jangka panjang seperti zonasi, desain tapak, rancangan induk pengembangan objek wisata (Ripow), dan nota kesepahaman Balai Besar TNKS dengan pemerintah setempat.

Lokasi yang dikelola masyarakat ini, sebutnya merupakan zonasi dari TNKS dan dasarnya nota kesepahaman dengan pemda.

Ia menambahkan dalam pengembangannya nantinya harus ada perencanaan yang matang seperti pembangunan infrastruktur.

"Kami harus koordinasi intens dengan pemerintah setempat dalam hal pembangunan supaya tidak tumpan tindih sebab kita juga punya dana untuk pembangunan," jelasnya.

Selain itu, tambahnya pengelola harus memiliki manajemen yang bagus terutama untuk turisnya sendiri, fasilitas dan dampak yang akan ditimbulkan seperti sampah.

"Harus ada kesepakatan sebelum diresmikan sehingga dampak bisa diminimalisasi," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Solok Selatan Doni Hendra mengatakan Pokdarwis Alur Rizates sudah dikukuhkan oleh pemerintah daerah.

Destinasi wisata Bukit Bontak, jelasnya merupakan salah satu konsep dengan sasaran wisatawan mancanegara yang dimiliki Solok Selatan karena objek wisata juga ada jalur pendakian Gunung Kerinci.

"Bangun Rejo termasuk salah satu dari delapan induk pengembangan destinasi wisata Solok Selatan," katanya.

Ketua Pokdarwis Alur Rizates Sunardi mengatakan kelompoknya sebetulnya sudah menjadi binaan TNKS sejak lama melalui Kelompok Konservasi Mandiri (KKM).

"KKM yang sudah ada kita lanjutkan menjadi Pokdarwis guna penelolaan destinasi yang sudah ada," katanya. (*)