Jumlah Pengungsi Gempa Aceh Bertambah

id gempa pidie

Jumlah Pengungsi Gempa Aceh Bertambah

Sejumlah warga korban gempa berada di tempat pengungsian di Desa Keude Ulim, Kecamatan Ulim, Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12). Gempa 6,4 SR yang berpusat di Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya menyebabkan lebih dari 100 orang meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka serta ratusan bangunan rusak. ( ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/kye/16.)

Banda Aceh, (Antara Sumbar) - Pengungsi korban gempa Aceh berkekuatan 6,5 SR berpusat di Kabupaten Pidie, hingga hari ke enam paskagempa terus bertambah hingga mencapai 83.838 orang yang ditempatkan di 124 titik.

"Data pengungsi yang terus melonjak harus dicermati. Kami akan mengambil sikap penanganan selanjutnya guna menghindari lonjakan pengungsi," kata Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi yang juga Komandan Satgas Tanggap Darurat di Pidie Jaya, Senin.

Ia menjelaskan penyaluran logistik langsung ke desa/gampong masing-masing sesuai dengan jumlah jiwa dari kepala keluarga dengan bantuan yang disalurkan disepakati untuk kebutuhan pokok, beras, minyak goreng, telur, dan gula.

"Kita sepakati kita buat rekap kebutuhan selama tujuh hari," katanya.

Ada pun pengungsi yang masuk dalam data Posko Utama tersebut terdiri dari Pidie Jaya sebanyak 82.122 orang di 120 titik dan 1.716 orang di empat titik di Kabupaten Bireuen.

Lebih rinci ia menyebutkan distribusi 82.122 pengungsi di Pidie Jaya tersebar di Kecamatan Meureudu 13.965 orang, Meurah Dua (11.391), Trianggadeng (18.512), Bandar Baru (14.209), Pante Raja (8.153), Bandar Dua (3.170), Ulim (9.763), dan Jangka Buaya (2.959) orang. Sedangkan 1.716 orang pengungsi di Bireuen tersebar di Matang Mns Blang 1.100 orang, Masjid Matang Jareung 13, Masjid Alghamamah 405, dan Masjid Kandang 198 orang.

"Data terkait kerusakan infrastruktur, rumah, ruko, fasilitas umum (kantor pemerintah, pendidikan, masjid) lain belum kita terima dengan sempurna. Camat juga telah diperintahkan sampai hari ini untuk menyampaikan sebagai data sementara," katanya.

Ia mengatakan data terkait kerusakan rumah seperti rumah yang hancur, rusak berat, sedang dan ringan harus segera didata dan dilaporkan ke Posko Utama karena diperlukan terkait dengan rencana pemerintah memberikan bantuan stimulan.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan menindaklanjuti perintah Presiden dalam percepatan penanganan darurat maka hal ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga pelayanan dapat dirasakan oleh masyarakat.

"Data dampak bencana harus secepatnya dituntaskan. Kalau tidak ada database yang valid, kita sulit untuk selesaikan pekerjaan ini. Salah satunya adalah jumlah pengungsi," katanya.

Ia mengatakan menentukan pengungsi yang berhak menerima bantuan harus diverifikasi by name by address. Bantuan selanjutnya adalah bantuan stimulus pembangunan rumah.

"Kita menunggu pendataan rumah selesai. Saya sudah perintahkan Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB untuk turunkan tim menghitung kerugian dan kerusakan, serta biaya untuk pemulihan pasca gempa," kata Willem Rampangilei.

Hingga Senin (12/12) jumlah korban meninggal sebanyak 101 orang, di mana 94 korban sudah diidentifikasi, korban luka-luka sebanyak 666 orang terdiri dari 134 luka berat dan 532 luka ringan.

Kerusakan fisik akibat gempa meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. Pendataan detil masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan. (*)