Ribuan Warga Banten Ikuti Doa Bersama Kapolri

id kapolri

Ribuan Warga Banten Ikuti Doa Bersama Kapolri

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Serang, (Antara Sumbar) - Ribuan warga dari sejumlah daerah di Banten mengikuti istighatsah atau doa bersama para ulama, Kyai, santri serta dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Doa dan dzikir bersama yang juga dihadiri anggota TNI dan Polri dilaksanakan di Masjid Al-Bantani di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Serang, Jumat.

Dzikir dan doa bersama dipimpin KH Arifin Ilham serta tausiyah kebangsaan disampaikan Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj. Hadir dalam kesempatan tersebut perwakilan Pemprov Banten yakni Asisten Daerah (Asda I) Anwar Mas'ud mewakili Plt Gubernur Banten Nata Irawan.

Kapolri Jend Tito Karnavian dalam sambutannya mengatakan, bangsa Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar yakni kompetisi negara yang semakin kuat, negara yang kuat akan tetap bertahan, tetapi negara yang lemah akan hancur berantakan seperti yang terjadi di negara-negara Timur Tengah.

"Negara-negara sudah banyak yang berantakan, ironisnya negara-negara yang mayoritas muslim. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia, kita bangga tapi kita juga hati-hati jangan sampai seperti negara lainnya di dunia yang terjadi perpecahan," kata Tito.

Sebab, kata dia, jika bangsa Indonesia tercerai-berai dan terpecah belah dan ribut di negara sendiri, maka yang tepuk tangan adalah negara-negara tetangga.

"Kita harus pertahankan NKRI karena negara kita adalah negara yang sangat khas, karena terdiri dari berbagai macam suku agama dan budaya masing-masing, semua perbedaan terikat dalam satu kebangsaan yakni Indonesia," katanya.

Menurut dia, sejak tahun 1998 Indonesia menghadapi era baru demokrasi yang bebas atau liberal, alam demokrasi tersebut memberikan dampak positif karena pemerintah tidak bisa otoriter, rakyat dan media menjadi kuat semua unsur bisa mengoreksi pemerintah, maka terjadi perimbangan kekuatan antara pemerintah dengan yang diperintah sehingga pemerintah tidak bisa sewenang-wenang.

"Dampak negatifnya karena kebebasan yang kebablasan semua orang bebas bersuara dan menyampaikan pendapat, membuat organisasi dan lainnya. Kalau kekebasan ini kebablasan maka akan berbahaya bagi keutuhan NKRI," katanya.

Kapolri mengatakan, jika muncul perbedaan latar belakang ras, agama dan golongan menjadi sesuatu yang dipermasalahkan, ini hal yang berbahaya karena mendirikan bangsa diatas semua perbedaan.

"Kau terjadi pengkotak-kotakan di negara ini, maka akan berbahaya bagi keutuhan NKRI. Mari perkuat rasa kebhinekaan, demokrasi jangan menghalalkan segala cara," katanya.

Berkaitan dengan akan dilakukannya Pilkada di sejumlah daerah termasuk di Banten, Kapolri mengajak masyarakat untuk melaksanakan demokrasi dengan baik, memilih pemimpin dengan hati dan jangan memaksakan diri untuk memenangkan calon yang dinginkan.

"Dari beberapa daerah yang melaksanakan Pilgub pada 2017, Provinsi Banten termasuk salah satu daerah yang akan melaksanakan pilkada. Mari lakukan demokrasi dengan baik silahkan pilih dengan hati, jangan memaksakan orang lain untuk memilih yang bukan pilihannya, apalagi dilakukan dengan cara-cara kekerasan," kata Kapolri.

Sementara KH Said Aqil Siradj dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa bangsa Indonesia dibangun atas perjuangan para pendiri bangsa dengan segala kekuatan, tenaga, pikiran, materi bahkan nyawa sekalipun. Salah satu tokoh yang berusaha kersa berjuang untuk mewujudkan bangsa Indonesia adalah pendiri NU yakni KH Hasyim As'ari.

" Sejak Tahun 1914 KH Hasyim As'ari punya agenda besar yakni menyatukan Islam dan kebangsaan. Pada saat beliau mukim di Mekkah selalu berdoa agar bangsa ini bebas dari penjajahan," kata KH Said Aqil Siradj. (*)