NUS : Bangun Budaya Riset Dengan Kerja Sama

id NUS

Padang, (Antara Sumbar) - Pakar riset dari "National University Of Singapore (NUS)" Dr Ariando mengatakan peneliti harus membangun budaya riset melalui kerja sama dengan berbagai pihak guna menumbuhkan ide sehingga dapat menciptakan inovasi.

"Saat ini kurangnya kerja sama membuat peneliti khususnya mahasiswa kekurangan ide sehingga sulit melakukan penelitian," katanya di Padang, Sabtu.

Ia mengatakan negara-negara maju telah melakukan kerjasama dengan berbagai pihak agar dapat mempertahankan budaya riset sehingga menambah ilmu pengetahuan di negara tersebut.

"Kerjasama itu diperlukan karena kemampuan seseorang pasti ada batasnya," ujarnya.

Menurutnya budaya riset bukanlah proses memindahkan informasi kepada seseorang namun lebih kepada bagaimana menciptakan perasaan ingin tahu seseorang.

"Sehingga seseorang akan mencoba mencari tahu apa serta bagaimana sesuatu hal itu terjadi dan selanjutnya menciptakan teknologi baru yang tentunya dengan melakukan kerjasama," katanya.

Ia mengatakan pada perguruan tinggi budaya riset telah menjadi sesuatu hal yang tidak terpisahkan karena penelitian merupakan dasar berlangsungnya pendidikan serta sebagai penentu kemajuan perguruan tinggi itu.

Namun, lanjutnya, diperlukan hubungan antara hasil penelitian yang disampaikan dengan pengajar agar dapat melatih kemampuan peserta didiknya.

"Melatih kemampuan lebih efektif dari pada memberikan informasi dalam sebuah pendidikan," katanya.

Selain itu, ia juga menyampaikan beberapa hal agar peneliti dapat bertahan dan berkembang di dunia riset sehingga dapat mempertahankan budaya riset.

Adapun hal yang disampaikan tersebut diantaranya jangan sia-siakan kesempatan, kusai keterampilan, dan kembangkan sistem pendukung atau kerjasama. (*)