Ketua Bela Negara Sumbar: Komunisme Bahaya Laten Kedaulatan NKRI

id DEKLARASI ANTI KOMUNISME

Padang, (Antara Sumbar) - Ormas dan generasi pemuda Sumatera Barat diminta untuk bangkit melawan dan menolak gerakan paham komunisme gaya baru di Indonesia, karena jika gerakan komunisme dibiarkan akan dapat berkembang kembali dan menganggu keutuhan NKRI, kata Ketua Bela Negara Sumbar, Amir Syarifuddin saat menjadi nara sumber Diskusi Panel bertajuk "Mengenal Sejarah dan Ideologi PKI serta Ancaman Bagi Kedaulatan NKRI" di Kampus UNP, Kamis.

Amir Syarifuddin menyatakan bahwa dalam era reformasi dan demokrasi terbuka, pemerintah saat ini terkesan melakukan pembiaran dan tidak tegas dalam memelihara dan menjaga "Kewaspadaan Nasional" dari ancaman bahaya laten komunisme. Sehingga, hal itu diperkirakan akan memberi peluang bagi tumbuh suburnya paham komunisme (PKI) di Indonesia.

Contohnya, kader PKI saat ini telah membentuk organisasi berupa Sekber 65 di Magelang dan YPKP di seluruh daerah Indonesia, serta meminta negara untuk meminta maaf dan memberikan ganti rugi terhadap keluarga anggota PKI yang terbunuh oleh gerakan massa anti PKI, jelasnya.

Untuk itu, katanya, para ormas dan generasi muda maupun pelaku sejarah di Sumatera Barat diharapkan dapat bangkit dalam menindak, menolak terhadap paham komunisme, serta melaksanakan ketetapan MPRS No.XXV/MPRS/1996 dan UU RI No.27 tahun 1999 yang disarankan PKI untuk dicabut dan dibatalkan.

Hal senada juga dikatakan oleh Akademisi Sejarah dari Universitas Negeri Padang, Hendra Naldi. Ia mengatakan bahwa PKI merupakan gerakan radikal kiri yang memiliki ideologi komunisme, dan di Indonesia PKI juga telah tercatat tiga kali (1926,1948, dan 1965) berusaha melakukan kudeta kepada NKRI.

Pada tahun 1926, PKI mendirikan Syarikat Buruh, organisasi afiliasi komunisme yakni Indische Sosial Democratische Vereniging (ISDV), serta melakukan kalobarasi dalam syarikat Islam hingga memecah organisasi Syarikat Islam (Merah dan Putih). Kemudian, pada tahun 1948 PKI masuk kedalam organisasi pemuda dan mempengaruhi laskar-laskar perjuangan seperti PESINDO, serta melakukan kegiatan infiltrasi ke partai sosialis Sjahrir, jelasnya.

Lanjutnya, pada tahun 1965 PKI mulai melakukan pemberontakan terhadap Negara Indonesia dengan melalui kegiatan infiltrasi seperti menggunakan peran media masa, masuk ke beberapa partai politik, organisasi kelompok tani, wanita, buruh dan nelayan, serta mempengaruhi organisasi pemuda dan militer hingga.

Saat ini diyakini gerakan komunis Indonesia telah kembali, namun tidak menggunakan strategi revolusioner seperti pada tahun 1965, akan tetapi mereka berusaha keras memangkas semua peraturan perundangan yang membatasi ruang gerak partai dan paham Marxisme.

Oleh karena itu, upaya untuk menangkal paham komunisme di Indonesia pada era saat ini adalah seperti meningkatkan pemahaman kembali terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pada Pancasila sebagai ideologi negara, dan meningkatkan Wawasan Kebangsaan agar terwujudnya rasa Kesatuan dan Persatuan bangsa, serta membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mencegah hidupnya kembali Komunis melalui diskusi/seminar diberbagai kalangan masyarakat.

Sementara itu, Tokoh Muda Sumbar, Reno Fernandes mengatakan bahwa ideologi komunisme tidak akan pernah mati selama bangsa Indonesia masih diliputi oleh permasalahan kemiskinan dan kesejahteraan sosial.

Pasalnya, lahirnya paham komunisme berawal dari terpecahnya masyarakat Indonesia karena terjadinya kesenjangan ekonomi dan kesejahteraa sosial sehingga dimanfaatkan oleh kelompok paham komunisme melalui propaganda.

Gerakan komunisme di Indonesia dinilai akan dapat berkembang subur dengan melalui kemiskinan, kesejangan dan kebodohan. Selain itu, selama mahasiswa hanya untuk mementingkan diri sendiri juga dapat dimasuki oleh paham komunisme, katanya.

Untuk itu, mahasiswa seharusnya dapat terus mempelajari tentang subtansi ideologi-ideologi yang ada. Sehingga, paham komunisme tidak akan pernah berkembang di tataran masyarakat Indonesia, tutupnya.

Di akhir acara, seluruh peserta dan pemateri sepakat mendeklarasikan "Kami pemuda pemudi sumatera barat menolak segala bentuk organisasi serta aliran komunis yang bertentangan dengan pancasila, karena dapat memecah belah bangsa dan mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia." (*)