Saudi Tertarik Investasi Wisata Halal Di NTB

id Wisata halal

Mataram, (Antara Sumbar) - Perusahaan Maarij Capital dari Kerajaan Arab Saudi tertarik untuk berinvestasi di bidang pariwisata halal di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi NTB Lalu Gita Ariyadi di Mataram, Sabtu, mengatakan investor asal Arab Saudi itu menyampaikan ketertarikannya untuk berinvestasi dalam pengembangan wisata halal di NTB.

"Ketertarikan perusahaan Arab ini disampaikan saat bertemu Gubernur NTB, Jumat (21/10) kemarin. Gubernur sangat merespon baik dengan rencana itu dan berharap komitmen ini akan diwujudkan," kata Gita.

Ia menjelaskan, dalam pertemuan antara Gubernur NTB dengan pimpinan perusahaan Maarij Capital dari Kerajaan Arab Saudi Akmal Saleem, investor asal Arab Saudi tersebut tertarik untuk berinvestasi di Gili (Pulau) Sunut yang berada di Dusun Sunut Baru, Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.

"Selain Gili Sunut, Maarij Capital juga tertarik di sejumlah titik di kawasan, Desa Sembalun kaki Gunung Rinjani untuk dikembangan sebagai lokasi wisata halal," ujarnya.

Menurut Gita, Gubernur NTB sendiri di dalam pertemuan itu, juga menawarkan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah. Di mana 250 hektar lahan di lokasi itu diperuntukkan sebagai kawasan khusus wisata halal.

"Gubernur NTB juga menceritakan dan menawarkan soal potensi NTB dalam bidang peternakan yang mana tujuannya adalah halal food, sehingga terintegrasi dalam pengembangan pariwisata halal di NTB," jelasnya.

Meski demikian, mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan NTB tersebut, belum bisa membeberkan berapa besar nilai investasi yang akan ditanamkan investor asal Arab Saudi itu, mengingat saat ini Maarij Capital masih melakukan penjajakan secara lebih mendalam.

"Jadi ini baru kesamaan visi, setelah ini akan ada tindaklanjut dari kedua belah pihak. Bila perlu tiga bulan setelah ini antara Pemerintah Provinsi NTB dan Maarij Capital sudah ada MoU dari hasil pertemuan itu," imbuh Gita Ariyadi. (*)