Padang Panjang Canangkan Kota Inklusif

id kota inklusif

Padang Panjang, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), akan mencanangkan daerah itu sebagai kota inklusif, untuk mendapatkan hak yang sama bagi anak penyandang disabilitas.

"Sudah saatnya anak berkebutuhan khusus mendapatkan perlakuan yang sama dibidang pendidikan dari pemerintah," kata Kepala Dinas Pendidikan Padang Panjang, Desmon di Padang Panjang, Rabu.

Ia mengatakan anak penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus tersebut bisa mengenyam pendidikan di sekolah umum sebagaimana peserta didik normal lainnya.

"Kami tidak akan membedakan anak normal dengan yang berkebutuhan khusus melalui pencanangan kota inklusif ini," ujarnya.

Pencanangan kota inklusif itu sebutnya, akan dilakukan pada awal Desember 2016 yang bertepatan dengan ulang tahun Padang Pajang ke 226.

"Tahun ajaran 2017/2018 sekolah umum sudah mulai menerima murid dari penyandang disabilitas tersebut," katanya.

Untuk teknisnya, Pemkot Padang Panjang akan menyediakan guru bagi anak yang berkebutuhan khusus tersebut pada setiap lokal yag ada di sekolah tersebut.

"Pada satu lokal nantiya akan ada satu orang guru yang akan membina dan mengajar anak yang berkebutuhan khusus itu nantinya," sebutnya.

Tidak itu saja, anak berkebutuhan khusus itu diterima pada sekolah umum sesuai dengan tingkatan kebutuhannya.

"Jadi tidak semua anak penyandang disabilitas bisa diterima disekolah umum, karena akan diseleksi sesuai dengan tingkatan kebutuhan khususnya," terangnya.

Anggota DPRD Padang Panjang, Hendra Saputra mendukung program dari Pemkot setempat untuk menjadikan daerah itu sebagai kota inklusif.

"Sudah saatnya anak berkebutuhan khusus itu bergaul dengan anak normal lainnya, baik itu di kehidupan sehari-hari maupun dalam mengenyam pendidikan di sekolah umum," katanya.

Menurut dia pencangan kota iklusif itu akan membentuk mental dari para peserta didik, baik itu dari murid yang normal maupun penyandang disabilitas.

"Mereka (peserta didik) akan mengetahui kalau ada teman sejawatnya yang tidak normal dan demikian sebaliknya, bagi yang berkebutuhan khusus tidak merasa minder lagi bergaul dengan murid normal lainnya," terangnya. (*)