Sarilamak, (Antara Sumbar) - Kepolisian Resor (Polres) Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), memanggil enam pelaku yang diduga mengetahui penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.
Kapolres Limapuluh Kota, AKBP Bagus Suropratomo Oktobrianto di Sarilamak, Selasa mengatakan pemanggilan tersebut untuk menyelidiki, apakah peristiwa tersebut terbakar atau dibakar.
Hal itu dikatakannya saat memberikan keterangan pers terkait penganganan bencana kebakaran lahan di Kabupaten Limapuluh Kota bersama pemerintah setempat, serta beberapa instansi terkait.
Ia mengatakan, jika saat pemeriksaan ditemukan adanya indikasi kesengajaan serta barang bukti, maka prosesnya akan ditingkatkan ke penyidikan.
Bagus menambahkan, hal itu untuk memberikan efek jera terhadap masyarakat yang lain, sehingga mereka tidak menyepelekan percikan api, apalagi kondisi saat ini dilanda kemarau panjang.
Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi menyebutkan saat ini ada 30 titik api di kabupaten tersebut, dimana lokasinya tersebar di lima kecamatan, yakni Harau, Luar, Lareh Sago Halaban, Pangkalan Koto Baru, dan kapur IX.
Ia merincikan, untuk Kecamatan Harau ada 16 titik, yakni di Lembah Harau enam titik, Ketinggian dua titik, Gurun dua titik, Taram empat titik, Bukit Limbuku satu titik, dan Solok Bio-Bio satu titik.
Kemudian di Kecamatan Luak, tepatnya di Nagari Andaleh dua titik, serta Nagari Subarang Aia Kecamatan Lareh Sago Halaban tiga titik. Sementara di Pangkalan Koto Baru lima titik dan kapur IX tiga titik.
Pihaknya mengapresiasi kecepatan tim dari Kementerian Lingkungan Hidup, Lanud Padang, BKSDA Sumbar, BPBD Sumbar, serta Dinas Kehutanan dalam memadamkan api sehingga bencana kebakara di daerah itu tidak separah yang terjadi di Riau.
Ia menngimbau semua masyarakat agar lebih berhati-hati dengan api serta tidak membuangnya di sembarang tempat, hal itu mengingat musim kemarau yang melanda daerah itu sejak beberapa bulan terakhir.
"Jika kemarau dan kebakaran terus berlanjut, maka kami akan menyelenggarakan Shalat Istisqa' atau shalat minta hujan," kata dia. (*)
Berita Terkait
Deforestasi hutan Sumatera Barat
Rabu, 27 Maret 2024 15:51 Wib
Walhi nilai komitmen Gubernur Sumbar lemah soal penindakan perambah hutan
Senin, 25 Maret 2024 9:18 Wib
Pemkab Pesisir Selatan siap koordinasikan dugaan pembalakan hutan di Lubuk Nyiur
Senin, 18 Maret 2024 18:24 Wib
BNPB: Indonesia sedang hadapi anomali bencana alam
Senin, 11 Maret 2024 18:25 Wib
Berdayakan hutan konservasi Sumbar, PLN dan BKSDA-BTNS tandatangani kerja sama
Kamis, 22 Februari 2024 10:11 Wib
Sumbar terima hibah Rp53 miliar karena turunkan emisi karbon
Sabtu, 17 Februari 2024 7:46 Wib
KKI Warsi sebut tutupan hutan di Sumbar 2023 naik tiga ribu hektare
Rabu, 24 Januari 2024 20:40 Wib
Refleksi PSDA Sumbar: ancaman bencana ekologis dan antisipasinya melalui perhutanan sosial
Rabu, 24 Januari 2024 17:37 Wib