RI-PEA Jajaki Diversifikasi Kerja Sama Perdagangan

id RI-PEA

Jakarta, (Antara Sumbar) - Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA) sedang melakukan penjajakan untuk diversifikasi kerja sama di bidang perdagangan.

"Kerja sama perdagangan Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA) saat ini tumbuh sangat pesat, walaupun hingga saat ini masih didominasi oleh sektor minyak dan gas, karena itu perlu didorong diversifikasi perdagangan untuk sektor lainnya," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, di sela Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Minggu, Menlu Retno Marsudi menyampaikan langsung pada saat pertemuan bilateral dengan Menlu PEA, Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan.

Pada pertemuan tersebut, Menlu PEA Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan juga menyampaikan apresiasi terhadap rencana partisipas Indonesia di World Expo 2020 di Dubai.

PEA adalah mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Timur Tengah dan juga merupakan salah satu investor keenam terbesar dari kawasan tersebut.

Potensi kerja sama perdagangan di antara kedua negara juga besar, sehingga kedua menteri luar negeri pada pertemuan bilateral tersebut memandang penting untuk melakukan diversifikasi produk, agar tidak hanya fokus pada produk migas namun dapat diperluas ke produk lain seperti industri persenjataan.

Pada bidang investasi, PEA juga memiliki potensi besar untuk melakukan investasi lebih besar di berbagai sektor.

Saat ini PEA banyak bergerak di industri retail, namun juga memiliki kemampuan untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur, pariwisata, dan perumahan.

Pada kesempatan tersebut, Indonesia juga menyampaikan harapan dukungan PEA atas pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.

Total perdagangan Indonesia-PEA pada 2015 adalah 3,282 miliar dolar AS, dan 4,257 miliar dolar AS pada 2014.

Kemudian, ekspor Indonesia ke PEA pada 2015 mencapai 1,9 miliar dolar AS, dan impor Indonesia dari PEA tahun 2015 sebesar 1,3 miliar dolar AS. (*)