Mahasiswa Buat Alat Keamanan Pintu Ruang Brankas

id alat, keamanan, pintu, brankas

Padang, (Antara Sumbar) - Mahasiswa Politeknik Negeri Padang, Sumatera Barat (Sumbar), membuat alat Sistem Keamanan Pintu Ruang Brankas Menggunakan Sidik Jari dan Pengingat Kejadian menggunakan perangkat lunak komputer fingerprint ZFM-20 sebagai sensor.

"Pintu ruang brankas dengan sistem pengaman sederhana berupa kunci mekanik atau palang pintu (Grendel) masih tidak efektif sehingga pintu ruang tersebut masih dapat diakses oleh orang lain," jelas ketua kelompok mahasiswa itu, Rahmat Saputra di Padang, Selasa.

Alasan lainnya, tambahnya adalah kelalaian seperti kehilangan kunci masih sering terjadi yang menyebabkan kesusahan untuk mengakses ruang brankas dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencari kunci.

"Alat ini menggunakan beberapa komponen seperti arduino yang berfungsi sebagai Pengelolah data input dan output kontrol pintu ruang brankas, layar monitor sebagai Tampilan identitas pengguna, fingertprint ZFM 20 Sensor sidik jari kontrol buka pintu dan RFID," sebutnya.

Fingerprint sebagai pengaman pintu ruang brankas maka ruang brankas hanya bisa diakses oleh orang yang sidik jarinya telah terdaftarkan pada database fingerprint, kemudian identitas orang yang mengakses ruang brankas akan diketahui dengan melihat tampilan pada layar monitor berukuran 2 x 16 Centimeter.

Prinsip kerja dari alat ini, ujarnya yaitu ketika catu daya diaktifkan maka arduino, layar monitor, fingertprint ZFM 20 dan RFID akan aktif. Pada saat sidik jari user yang telah didaftarkan terdeteksi maka arduino akan menampilkan pada lcd identitas user dan waktu aksesnya yang secara otomatis tersimpan langsung.

Kemudian, penyimpanan identitas user akan disimpan melalui layar monitor dan pengguna sebelumnya akan diketahui melalui layar tersebut, sedangkan waktu reset sekali dalam seminggu yaitu dengan tujuan menghapus data yang atau identitas dari user tersebut.

Selanjutnya arduino memerintahkan driver relay untuk mengaktifkan solenoid yang berfungsi untuk pengunci dari pintu ruang brankas, sehingga pintu ruang brankas bisa dibuka.

Saat user berada didalam ruang maka sensor PIR akan aktif sehingga user lain tidak bisa mengakses pintu tersebut sampai user tersebut keluar, untuk keluar dari ruang brankas tersebut user akan menginputkan kata kunci pada keypad kemudian arduino akan memerintahkan driver relay untuk mengaktifkan solenoid sehingga pintu dapat dibuka dari dalam.

"Jika sidik jari user terdeteksi maka solenoid akan aktif dan pintu bisa dibuka, tetapi jika satu menit pintu tidak dibuka maka solenoid akan mengunci pintu kembali, maka fingerprint tidak akan bisa digunakan untuk membuka pintu tersebut, untuk menggunakan fingerprint kembali harus direset terlebih dahulu menggunakan keypad dengan memasukkan pasword untuk resetnya," tambah Rahmat.

Setelah direset maka fingerprint akan bekerja seperti semula kembali. Selain menggunakan fingerprint alat ini juga menggunakan RFID untuk membuka pintu ruang brankas dengan prinsip yang sama dengan fingerprint tersebut.

"Biaya dari pembuatan alat ini sekitar kurang lebih Rp2.000.000, dan kami menyadari masih banyak kekurangan dalam alat yang kami buat ini," kata dia.

Sementara itu, salah seorang dosen Program Studi Teknik Listrik, Tri Artono, mengatakan untuk dapat mematenkan karya yang dibuat oleh mahasiswa harus melalui beberapa proses, seperti apakah alat tersebut merupakan teknologi tepat guna atau bukan, dan dari segi biaya serta fungsi juga harus diperhatikan.

Ia juga berharap akan ada investor yang datang dan melihat karya-karya mahasiswa PNP sehingga karya tersebut tidak berhenti saja saat mereka tamat kuliah. (*)