Pekanbaru, (Antara Sumbar) - Pengelola Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru mengaku, baru dua pesawat mengalihkan pendaratan dari rute Jakarta-Dumai, menjadi bandara setempat akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan di Riau.
"Terpantau oleh saya, baru satu pesawat TransNusa di hari Senin (29/8) mendarat di sini (Pekanbaru). Kalau sehari sebelumnya, saya belum dapat kabar," papar Kepala Divisi Pelayanan dan Operasi Bandara Internasional SSK II, Hasturman Yunus di Pekanbaru, Kamis.
Data penanggung jawab operasi Bandara Internasional SSK II menyebut, sepanjang Agusutus 2016 tercatat dua pesawat jenis ATR 72-500 milik Pelita Air Service pada Ahad (28/8) dan ATR 72-600 milik TransNusa Aviation Mandiri pada Senin (29/8) mendarat di bandara Pekanbaru.
Kedua pesawat itu memiliki rute penerbangan dari badara asal di Jakarta dengan tujuan Bandara Pinang Kampai, Dumai. Karena bandara tujuan lumpuh tertutup kabut asap tebal akibat kebakaran di daerah tetangga Kabupaten Rokan Hilir, sehingga dialihkan pendaratannya.
Hasturman mengatakan, semua penumpang terpaksa diturunkan di bandara setempat dan kembali terbang menuju Jakarta tanpa membawa seorang pun penumpang sesuai manifest atau muatan pesawat.
"Untuk TransNusa, 66 orang penumpang dan bagasi akhirnya dibawa dengan tumpangi bus ke Duri dan Dumai. Mayoritas mereka merupakan pekerja di perusahaan minyak," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Pinang Kampai Dinas Perhubungan Kota Dumai, Catur Hargowo sebelunya menyebut, puluhan orang penumpang, terpaksa harus merelakan tidak bisa terbang ke Jakarta.
Terdapat 41 orang calon penumpang terdaftar si maskapai Transnusa Air Service rute Dumai-Jakarta batal berangkat karena jarak pandang hanya sekitar satu kilometer di bandara Dumai akibat tertutup asap kebakaran.
"Sejauh ini, para penumpang sangat memaklumi kondisi cuaca. Karena tidak memungkinkan untuk terbang dengan pesawat, sebab ini demi keselamatan mereka juga," katanya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar pekan lalu mengaku, saat ini kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi pada sejumlah wilayah di Tanah Air, namun tidak separah dibanding tahun 2015.
Siti menuturkan, jumlah titik panas tercatat secara nasional berkurang 70 hingga 90 persen dari periode yang sama tahun lalu yakni dari 8.247 menjadi 2.356 titik.
Penurunan titik panas tersebut terjadi di Riau dan Kalimantan Tengah. Tahun 2015 terdapat 1.292 titik panas di Riau. Di provinsi tersebut baru tercatat 317 titik tahun ini.
Sedangkan di Kalimantan Tengah, dari 1.137 titik panas tahun lalu, turun menjadi 56 titik panas pada tahun 2016.
"Penurunan titik panas tidak lepas dari upaya tiada henti tim terpadu di lapangan," ucapnya. (*)
Berita Terkait
Ahli tegaskan vape miliki kandungan yang sama berbahaya dengan rokok
Kamis, 7 Maret 2024 9:16 Wib
Dokter: Perokok punya risiko tinggi terkena TBC
Jumat, 1 Maret 2024 13:50 Wib
Ombudsman Sumbar minta pemda proaktif antisipasi dampak kabut asap
Rabu, 1 November 2023 16:33 Wib
Keseruan HLN-78, PLN Payakumbuh Masak Bareng Tanpa Asap
Selasa, 31 Oktober 2023 17:31 Wib
DLH Sumbar: Kabut asap di Padang kiriman dari empat provinsi tetangga
Minggu, 22 Oktober 2023 16:01 Wib
Padang buka opsi pembelajaran daring imbas kabut asap
Jumat, 20 Oktober 2023 15:04 Wib
Gubernur Sumbar lapor ke Mendagri terkait kabut asap
Kamis, 19 Oktober 2023 17:06 Wib
Jumat, BMKG prediksi kabut asap masih selimuti empat wilayah
Jumat, 13 Oktober 2023 5:03 Wib