Jakarta, (Antara Sumbar) - Politikus Partai Nasdem Despen Ompusunggu menilai intelijen digital menjadi tantangan bagi Kepala Badan Intelijen Negara yang baru.
"Hal itu mengingat berbagai bentuk kejahatan modern yang mengancam eksistensi manusia dan negara, berbasis kegiatan digital," katanya di Jakarta, Jumat.
Hal itu menanggapi pengajuan Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Budi Gunawan Oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal untuk mengisi posisi Kepala BIN menggantikan Sutiyoso kepada DPR. DPR selanjutnya akan melakukan uji kelayakan dan kepantasan.
Menurut dia, BIN harus punya kemampuan analisa akurat dan relevan, terhadap arus informasi yang begitu cepat. Bahkan kejahatan hingga perang pun sudah merambah dunia siber bukan hanya di dunia nyata.
"Aneka bentuk kejahatan baik berskala lokal dan global atau trans nasional, yang tidak mengenal batas dan waktu, kini bertransformasi menggunakan teknologi media baru atau digital, sebagai infrastruktur kejahatan dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat keras yang amat canggih," ujarnya.
Despen menilai, kelompok teroris, perbankan hingga profiling terhadap orang dan perusahaan, melakukan aksinya dengan dukungan digital.
Dia menjelaskan, kejahatan konvensional memang tidak boleh diabaikan, namun dengan memperkuat basis "digital intelligence", BIN akan lebih responsif.
"Selain itu dengan memperkuat basis intelijen digital, BIN akan mampu melakukan antisipasi dan memprediksi kejahatan yang bakal mengancam eksistensi negara, baik dari dalam maupun luar negeri," katanya.
Berdasarkan kehandalan intelijen digital, BIN juga diharapkan mampu memberikan laporan analisa secara berkala atau briefing intelligence yang tepat dan akurat, kepada Presiden Jokowi agar bisa digunakan sebagai basis mengambil kebijakan.
"BIN harus mampu menjadi filter, mata dan telinga Presiden Jokowi serta tegak lurus bagi kepentingan negara, termasuk keterlibatan BIN dalam melakukan profiling hingga 'background check' bagi calon pejabat negara," ujarnya.
Menurut dia, jangan lagi BIN justru mendapat laporan setelah kejadian, dan untuk membangun digital intelligence, tentu saja dibutuhkan perangkat teknologi termutakhir, dan tidak boleh kalah dengan alat-alat canggih yang dimiliki penjahat.
Hal itu menurut Despen, ketersediaan dana tidak boleh jadi alasan bagi ketidakmampuan BIN membangun intelijen berbasi digital. (*)
Berita Terkait
Bank Nagari: waspadai kejahatan saat transaksi digital pada libur lebaran
Kamis, 4 April 2024 19:36 Wib
AHY sebut keuntungan Kota Lengkap mudahkan transformasi digital
Rabu, 27 Maret 2024 10:41 Wib
Pemkot Padang targetkan 12 ribu UMKM pasarkan produk secara digital
Rabu, 13 Maret 2024 15:20 Wib
BNI akan melengkapi Stasiun Lambuang Bukittinggi dengan sarana transaksi digital
Rabu, 6 Maret 2024 22:56 Wib
OJK-Unand edukasi mahasiswa terkait literasi keuangan digital
Selasa, 5 Maret 2024 21:06 Wib
Pemkab Pasaman Barat mulai terapkan identitas kependudukan digital
Senin, 19 Februari 2024 20:09 Wib
Jasa Raharja dorong Samsat digital Leuwipanjang jadi Samsat percontohan
Jumat, 16 Februari 2024 19:56 Wib
IIMS 2024 dibuka Presiden, PLN dorong transportasi berbasis listrik dan hidrogen sebagai gaya hidup digital
Jumat, 16 Februari 2024 15:48 Wib