UNFPA: Perlu Pendekatan Kesetaraan Gender Penanggulangan Bencana

id UNFPA, Kesetaraan, Gender, Penanggulangan, Bencana

Padang, (Antara Sumbar) - Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA) menyatakan pendekatan kesetaraan gender pada penanggulangan bencana diperlukan karena kebutuhan, kapasitas, dan kontribusi antara perempuan dan laki-laki berbeda.

"Bencana memiliki dampak yang berbeda antara perempuan dan laki-laki maupun anak-anak, serta risiko yang dihadapipun berbeda," kata perwakilan UNFPA untuk Indonesia, Martha Santoso Ismail dalam seminar manajemen bencana responsive gender "Pacific Partnership 2016" di Padang, Jumat.

Ia menjelaskan jenis kelamin dan gender itu berbeda, dimana jenis kelamin merupakan perbedaan laki-laki dan perempuan yang didasarkan atas ciri-ciri biologis yang kodrati yaitu yang diberikan oleh tuhan yang maha esa yang bersifat tetap dan tidak berubah dan tidak dipengaruhi faktor ekonomi maupun sosial.

Sedangkan gender merupakan hubungan antara perempuan dan laki-laki yang ditentukan oleh nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh masyarakat mengenai pandangan, asumsi dan harapan akan peran, tanggung jawab, sikap, dan kesempatan yang dilekatkan kepada perempuan dan laki-laki, serta berubah seiring waktu yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pendidikan, status ekonomi, usia dan sebagainya.

Ia mencontohkan pada saat terjadi tsunami di Aceh korban terbesar adalah perempuan.

"Sedangkan pada saat peperangan atau konflik bersenjata korban terbesar adalah laki-laki," tambah dia.

Kemudian, lanjut dia kebutuhan antara perempuan dan laki-laki yang berbeda, dimana kebutuhan khusus perempuan terdiri atas, kebutuhan makanan dan pakaian yang berbeda misalnya untuk wanita hamil, menyusui dan anak-anak.

Sedangkan kebutuhan khusus laki-laki pada saat bencana misalnya sarung, alat cukur, dan lain sebaginya yang terdapat dalam hygiene kit khusus laki-laki.

Hygiene kit khusus perempuan dalam bencana terdiri atas kit warna hijau, biru, orange dan merah dimana kit yang berwarna biru merupakan kit khusus wanita usia subur umur 15-49 tahun dimana berisi celana dalam, pembalut wanita dan sebagainya.

Selanjutnya kit berwarna hijau merupakan kit untuk ibu hamil didalamnya berisi antara lain baju yang berukuran besar celana dalam dan lain sebagainya, untuk kit berwarna orange diperuntukkan untuk ibu menyusui, sedangkan yang merah berisi untuk perlengkapan bayi baru lahir.

"Dengan adanya kesetaraan gender perlindungan dan bantuan yang diberikan dalam kondisi darurat direncanakan dan dilaksanakan dengan cara yang menguntungkan laki-laki dan perempuan secara setara, dengan memperhitungkan kebutuhan dan kapasitas mereka," ujar dia. (*)