Harga Minyak Dunia Turun Tertekan Lonjakan Persediaan AS

id Harga Minyak

Harga Minyak Dunia Turun Tertekan Lonjakan Persediaan AS

Ilustrasi. (Antara)

New York, (Antara Sumbar) - Harga minyak dunia turun pada perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena data resmi menunjukkan kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS, menambah kekhawatiran atas kelebihan pasokan global.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 1,33 dolar AS menjadi menetap di 46,77 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 0,91 dolar AS menjadi ditutup pada 49,05 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu bahwa persediaan minyak AS naik 2,5 juta barel pekan lalu menjadi 523,6 juta barel. Para analis telah memperkirakan bahwa stok minyak mentah AS akan mengalami penurunan sekitar 850.000 barel.

Rata-rata impor minyak mentah AS lebih dari 8,6 juta barel per hari pada pekan lalu, naik 449.000 barel per hari dari minggu sebelumnya, menurut EIA.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haider Jawad Kadhim Al-Abadi, Selasa, mengatakan negaranya belum mencapai pangsa pasar minyak penuh, menunjukkan pemerintah tidak akan menahan produksi minyak mentah.

Itu membantu membalikkan keuntungan pada Selasa yang didorong oleh laporan bahwa Iran kemungkinan akan mendukung pembatasan produksi OPEC.

Harga minyak mentah telah melonjak pada Selasa karena laporan bahwa Iran dapat mendukung upaya oleh OPEC dan Rusia untuk membekukan produksi dan meningkatkan harga.

Anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dipimpin oleh Arab Saudi berencana untuk bertemu bulan depan dengan produsen non-kartel utama Rusia di Aljazair, di mana mereka diharapkan membahas cara-cara untuk menstabilkan pasar.

"Berita peningkatan persediaan AS baru saja mengingatkan investor sekali lagi tentang kelebihan pasokan yang sedang berlangsung di pasar," kata analis FXTM Jameel Ahmad seperti dikutip AFP.

Dia menambahkan bahwa penurunan baru-baru ini untuk pertumbuhan ekonomi global sementara mengangkat "beberapa kekhawatiran atas kemungkinan penurunan permintaan untuk komoditas". (*)