Latihan "Pacifik Partnership" Padang Difokuskan Penanggulangan Gempa

id Latihan,Pacifik Partnership, Padang

Padang, (Antara Sumbar) - Asisten Operasi Panglima TNI, Mayor Jenderal TNI Agung Risdhianto, menyebutkan salah satu fokus dalam operasi Pacific Partnership 2016 di Padang, adalah penanggulangan saat terjadi gempa.

"Salah satu yang menjadi fokus penanganan bencana untuk tahun ini di Kota Padang, adalah gempa. Termasuk dampak dari gempa seperti tingginya gelombang air laut menuju daratan," katanya di Padang, Senin.

Upaya penanganan tersebut, menurutnya, adalah dalam melakukan berbagai upaya evakuasi dan penyelematan korban saat bencana terjadi.

Selain itu, katanya, dalam rangkaian kegiatan Pacific Partnership 2016 itu juga dilibatkan pemerintahan daerah setempat.

Hal itu bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada pemerintah daerah tentang cara menerima bantuan dari negara lain ketika bencana terjadi.

"Jadi dengan didapatkan pembekalan dan pengetahuan, pemerintah daerah bisa bertindak cepat dan mengambil keputusan," tambahnya.

Ia menyebutkan kegiatan itu juga melibatkan organisasi sukarela di luar pemerintahan (NGO). Beberapa di antaranya adalah Project Hope Indonesia, termasuk mahasiswa kesehatan dan non kesehatan beberapa perguruan tinggi Indonesia, dan lainnya.

Sementara Walikota Padang, Mahyeldi menjelaskan pihaknya menyambut baik latihan bersama yang digelar tersebut.

"Kami menyambut baik Kota Padang dijadikan tuan rumah, diharapkan dari kegiatan ini pemahaman serta pengetahuan tentang bencana bisa didapatkan," terangnya.

Sebelumnya Operasi Pacific Partnership 2016 yang dipusatkan di Kota Padang itu, dibuka secara resmi di Markas Komando Lantamal II Padang, pada Senin (22/8), hingga 31 Agustus 2016.

Latihan bersama yang digelar antara TNI dengan Komando Pasifik Amerika Serikat (US PACOM), melibatkan sejumlah negara lainnya. Yaitu Amerika Serikat, Australia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Ia mengatakan, total keseluruhan personel angkatan laut yang ikut dalam kegiatan itu sekitar 2.711 orang, sekitar 1.200 di antaranya berasal dari personil TNI.

Operasi tersebut adalah kegiatan rutin yang dilakukan setiap dua tahun sekali. Dimana Indonesia menjadi tuan rumah pertama kali pada 2010 di Maluku, dan pada 2012 di Sulawesi Utara. Terakhir kegiatan yang sama digelar pada 2014 di wilayah Kupang, dan perairan Pulau Rote Nusa Tenggara Timur. (*)