BUMNSMN - BELAJAR MEMBATIK DI TANAH LIEK

id bumn#smn2016

BUMNSMN - BELAJAR MEMBATIK DI TANAH LIEK

Pemilik Batik Tanah Liek mengajari peserta SMN asal Papua Barat. (cc)

BELAJAR MEMBATIK DI TANAH LIEK

PADANG (BUMN SMN) - Membatik dengan pewarna dari tanah liat, kenapa tidak? Inilah yang dipelajari peserta program SMN 2016 asal Papua Barat di galeri batik Tanah Liek. Sesuainamanya, galeri batik inimenggunakanbahan utamatanahliat (bahasaMinangnyatanah liek) sebagai pewarna batik yang mereka ciptakan.

Indonesia memang kaya dengan sumber daya alam. Potensi ini ditangkap oleh para perajin batik. Lazimnya, pewarnaan batik dilakukan dengan zat pewarna kimiawi. Kini mereka terus berkreasi dengan pewarna alam sebagai media pewarnaan alternatif. Ada yang menggunakan getah kulit buah, kulit pohon, bahkan tanah seperti yang dilakukan galeri batik Tanah Liek.

Galeri batik Tanah Liek terletak di kota Padang, tepatnya di kawasan Sawahan Dalam. Di tempat inilah para peserta program SMN 2016 belajar membatik. Setiap siswa tampak memegang canting untuk melukis di kain putih (mori) yang telah diberi pola.Para peserta tampak serius mengikuti program ini.

Selain menggambar motif batik, mereka juga diajari cara pewarnaannya. Pewarnaan batik dengan tanah liat dilakukan dengan cara direndam dalam air tanah liat selama 3 hari. Cara kedua dengan direbus selama satu jam. Untuk memperkuat kerekatan warna pada tekstil juga ditambah dengan bahan kimia tertentu.

Usai belajar membatik, peserta segera menuju ke Bukittinggi. Mereka menuju ke kantor cabang Pegadaian Bukittinggi untuk mendapatkan pengetahuan tentang BUMN PIC penyelenggara SMN 2016. Para siswa tampak tekun mengikuti pemaparan tentang BUMN yang berdiri sejak 1 April 2019 ini.

Sehari sebelumnya peserta juga telah mengunjungi pelabuhan Teluk Bayur. Selain diperkenalkan dengan PT Pelni, mereka juga dikenalkan dengan kapal Sabuk Nusantara, menikmati sunset di Teluk Bayur yang permai dan tentunya makan malam di atas kapal yang memberikan pengalaman bagi peserta.

Sementara itu di sela kunjungan ke Bukittinggi mereka juga berkesempatan menikmati kuliner khas seperti sate Mak Syukur di Padang Panjang dan rumah makan Pak Datuk.***