Tiga Orang Terluka Akibat Kericuhan di Mapolres Sijunjung

id massa#polisi

Tiga Orang Terluka Akibat Kericuhan di Mapolres Sijunjung

Personel Brimob Polda Sumbar menyisir jalan di Sijunjung, mencoba membubarkan massa yang mengamuk, Selasa siang (Antara/Martius Aciak)

Sijunjung, (Antara Sumbar) - Dua orang anggota Kepolisian Resor (Polres) Sijunjung, dan satu orang dari pihak massa mengalami luka serta kaca-kaca Mapolres pecah saat terjadi kericuhan pada Selasa siang.

Kasat Lantas Polres Sijunjung AKP. Alkadri Tri Jaya di Muaro Sijunjung, Selasa, menyebutkan kronologi peristiwa dipicu kecelakaan tunggal di jalan lintas depan rumah dinas Kapolres Sijunjung yang dialami Alan Wahyu (15) anak kelas IX SMPN 7 Muaro, warga Nagari Padang Laweh, Kecamatan Sijunjung pada pukul 21.00 Wib, Senin malam (25/7).

Korban saat melintasi Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) sedang mengendarai sepeda motor jenis Mio matic dan ia terjatuh sehingga kritis, kemudian dilarikan ke RSUD Sijunjung, yang akhirnya Alan Wahyu meninggal dunia.

Saat kecelakaan terjadi sedang berlangsung razia patuh oleh personel Satlantas Polres Sijunjung di jalan lintas depan rumah dinas Kapolres tersebut.

"Tiba-tiba Alan Wahyu melintas dengan kecepatan tinggi dan diduga keadaan grogi sehingga motor matic yang dikendarainya tidak terkendali, dan langsung menabrak trotoar, korban terhempas ke trotoar, kata Kasat Lantas AKP. Alkadri Tri Jaya.

Sedangkan informasi yang dihimpun media ini di lapangan, beredar isu di masyarakat bahwa penyebab kecelakaan yang dialami Alan Wahyu disebabkan oleh salah seorang dari anggota Satlantas yang berdinas menghantam korban dengan sepatu sehingga terjatuh dan mengalami kecelakaan.

Isu ini terus berkembang di tengah masyarakat, dari Senin malam hingga Selasa pagi, yang puncaknya sekitar pukul 14.00 Wib pada Selasa (26/7), setelah korban disemayamkan di pemakaman umum Muaro Gambok.

Ratusan massa mulai bergerak dari arah Simpang Logas Muaro Sijunjung menuju Mapolres setempat, awalnya hanya untuk mempertanyakan kejadian tentang kecelakaan yang membuat Alan Wahyu meninggal dunia.

Kemudian ratusan massa yang diduga terdiri dari masyarakat Nagari Muaro Sijunjung, Nagari Padang Laweh dan Padang Laweh Selatan, serta masyarakat sekitar Muaro Sijunjung, terus mendesak masuk halaman Mapolres setempat, walaupun empat orang dari utusan massa telah berunding di salah satu ruangan Mapolres bersama Wakapolres, Kompol T. Simanungkalit.

Belum usai berunding, puluhan batu mulai melayang yang berasal dari kelompok massa tersebut, akibatnya kaca-kaca di SPKT pecah dan juga kaca mobil patroli ikut pecah.

Situasi mulai tidak terkendali, ada yang terluka baik dari anggota Polres Sijunjung, serta dari pihak massa, sehingga puluhan kali terdengar letusan senjata gas air mata dan tembakan ke udara sebagai peringatan dari pihak kepolisian yang mencoba menghalau massa yang terus beringas.

Suasana terus mencekam, ratusan massa mulai bergerak merusak fasilitas pos polisi di Simpang Logas dan terjadi pembakaran ban di jalan lintas depan Pengadilan Negeri Muaro Sijunjung.

Massa masih terus bergerak ke pos polisi di depan Gedung Pancasila dan ikut diamuk massa, termasuk pembakaran trafficun, marka pembatas jalan yang terbuat dari plastik berwarna orange milik Dishub di jalan depan Gedung Pancasila tersebut.

Tidak saja di dua tempat itu, di Simpang Pangeran, pembakaran ban dan pos polisi juga dirusak, marka pembatas jalan di depan rumah dinas Kapolres juga dirusak oleh massa.

Melihat kondisi yang semakin tidak terkendali, puluhan personel polisi dari Polresta Sawahlunto dan satu Kompi Brimob dari Polda didatangkan untuk membantu mengkondusifkan situasi yang terjadi.

Satu Kompi Brimob Polda Sumbar menyisiri jalan untuk membubarkan massa yang bergerak brutal, hingga suasana menjadi kondusif.

Kapolres Sijunjung, AKBP Dody Pribadi saat dikonfirmasi di ruangannya pada pukul 19.00 Wib, mengatakan sekarang konsentrasi pihaknya bagaimana agar situasi kondusif dulu, dan Rabu (27/7), seluruh utusan masyarakat, serta tokoh pemuka masyarakat dari nagari-nagari dihadiri Forkopimda setempat akan bermusyawarah terkait persoalan ini.

"Terkait pengrusakan yang dilakukan oleh massa, nanti akan diusut tuntas siapa pelakunya, kata Kapolres.

Salah seorang tokoh masyarakat Muaro Sijunjung yang juga mantan Ketua Pemuda Nagari Muaro Sijunjung, Asril Gazali saat dikonfirmasi mengatakan, sebenarnya kejadian ini hanyalah puncak dari kemarahan masyarakat terhadap anggota lantas di daerah itu.

Sejak bulan puasa banyak kendaraan masyarakat yang kena razia oleh pihak Lantas Polres setempat, padahal masyarakat hanya pergi ke masjid untuk pergi sholat taraweh.

"Untuk mengeluarkan motor tersebut, masyarakat harus membayar sejumlah uang kepada pihak kepolisian setempat, nah inilah pemicu sesungguhnya," ujar Asril Gazali.

Ia menambahkan razia dilakukan polisi tidak pandang hari, padahal siang hari sudah razia, kemudian malamnya razia lagi.

Sementara salah seorang kerabat korban, HR (45) saat dikonfirmasi mengatakan, seluruh teman korban sangat terkejut dengan kejadian ini, pihaknya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh petugas saat razia tersebut.

Jika benar sesuai dengan informasi yang beredar, maka petugas yang bertindak di luar kewajaran tersebut harus ditindak, karena telah membuat korban terjatuh dan meninggal, ujarnya. (*)