Pembelajaran Sejarah Bisa Tangkal Sikap Manja Anak

id tangkal, sikap, manja, anak

Yogyakarta, (Antara Sumbar) - Direktur Sejarah Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Triana Wulandari menilai, pembelajaran sejarah perjuangan nasional pada anak-anak akan mampu menangkal sikap manja.

"Anak sekarang banyak yang sangat manja, makanya harus diajarkan dengan melihat keberanian dan kejujuran para pejuang yang tetap berani mempertahankan Indonesia selama peperangan. Inilah nilai-nilai yang harus diimplementasikan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari," ujar Triana di Yogyakarta, Selasa.

Saat ditemui di sela-sela agenda Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) XIV, ia pun menuturkan anak-anak harus diajak ke museum sejarah agar mampu melihat nilai-nilai luhur para pahlawan yang telah berjasa.

Selain agar memunculkan rasa patriotisme dalam diri anak-anak, katanya, juga supaya mereka mampu membangun bangsa Indonesia melalui sikap tauladan yang dicontohkan oleh pemimpin kita, ujarnya.

Lasenas merupakan kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah yang berorientasi pada nilai perjuangan dan persatuan bangsa.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah Ditjen Kebudayaan Kemendikbud ini berlangsung pada tanggal 25-29 Juli 2016, dengan titik mulai dari Yogyakarta, Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Nganjuk di Provinsi Jawa Timur.

Lasenas XIV akan difokuskan untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang menjadi jalur gerilya Jenderal Soedirman serta bertemu dengan sejumlah tokoh yang terlibat langsung atau memiliki pengetahuan tentang tokoh besar nasional tersebut.

Sehubungan dengan kegiatan tersebut, Gubernur D.I. Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai bagi Indonesia Panglima Besar Jenderal Soedirman adalah tokoh yang besar dan populer.

"Bahkan karena ketokohan dan kepopulerannya maka wajar Jenderal Soedirman dikenal sebagai bapak TNI walaupun secara formal dia bukan lulusan akademi militer," ujar Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam pembukaan Lasenas XIV yang diwakili Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X.

Menurut dia, apa yang dicapai Jenderal Soedirman merupakan buah dari sikap disiplin, integritas, dan semangat yang tinggi sehingga beliau bisa mengemban tanggung jawab sebagai pemimpin tertinggi militer di Indonesia saat itu.

Objek lawatan yang akan dikunjungi di Yogyakarta dalam agenda tersebut antara lain Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman, Makam Jenderal Soedirman, dan Museum Benteng Vredeburg.

Di Pacitan (Jawa Timur), lokasi yang akan dikunjungi sebagai obyek lawatan antara lain Museum Rumah Tinggal Jenderal Soedirman dan Monumen Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Sedangkan di Nganjuk (Jawa Timur), lokasi yang akan dikunjungi yaitu lokasi penyusunan strategi Jenderal Soedirman di Bajulan dan Museum tempat kelahiran Dr. Soetomo. (*)