Sopir Angkot di Padang Tewas Ditusuk Preman

id Penusukan

Sopir Angkot di Padang Tewas Ditusuk Preman

Ilustrasi. (Antara)

Padang, (Antara Sumbar) - Seorang sopir angkot Rahmat Novian (30) warga Gang Loko, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat, meregang nyawa setelah ditikam oleh dua orang tak dikenal di Jalan Parak Pisang, Padang Timur.

"Penusukan terjadi pada Minggu malam (17/7) pukul 21.22 WIB ketika dirinya hendak menurunkan penumpang, tiba-tiba ada dua orang preman yang tidak dikenal mengajak korban berkelahi dan berujung dengan penusukan," kata Kanit Intel Polsek Padang Timur, Iptu Jaswir di Padang, Senin.

Ia mengatakan setelah terjadi penusukan, korban langsung dilarikan warga ke Rumah Sakit Tentara (RST) Reksowidiryo, namun naas nasibnya tidak tertolong karena mengalami pendarahan yang hebat.

"Terdapat tiga tusukan dua dari depan dan satu dari belakang yang mengenai objek vital korban, bahkan pisau tersebut masih tertinggal di dalam," ucap dia.

Menurut dia kejadian itu berawal ketika sopir angkot warna biru jurusan Pampangan-Pasar Raya tersebut dipalak oleh preman Air Mancur Pasar Raya Padang.

Saat itu korban hanya memberikan uang sebesar Rp2000, sementara pelaku meminta untuk beli minuman keras Rp5000, alasan korban saat itu uangnya habis memperbaiki angkot, kata dia.

Menurut Iptu Jaswir kemungkinan karena tersinggung dengan uang pemberian tersebut, akhirnya korban diikuti dari belakang dengan motor Kawasaki warna hijau.

"Sesampai di lokasi kejadian di Jalan Parak Pisang korban menurunkan penumpang kemudian preman yang membuntuti korban langsung memberhentikan kendarannya di depan angkot," ujar dia.

Salah satu preman yang sudah diketahui ciri-cirinya itu kemudian turun dan terjadi pertengkaran mulut dengan sopir. Korban Rahmat pun turun dan terjadi aksi dorong-dorongan dan berujung perkelahian.

"Pelaku sempat disandarkan korban ke mobil angkot miliknya. Melihat temannya tidak bisa melawan korban, pelaku lain turun dari motor dan mencabut pisau dari kantong celananya dan menghujam dari belakang, ungkap dia.

Ia mengatakan setelah itu tersangka yang sempat disandarkan di mobil juga ikut menikam korban.

Ada tiga tusukan, dua di dada kiri dan satu lagi di punggung korban, dan pisau yang ditancapkan ke punggung korban tertinggal, sementara gagang pisau warna merah tertinggal di TKP dan itu sebagai barang bukti, jelas dia.

Keluarga korban langsung melapor ke Polresta Padang dengan nomor laporan LP/872/K/VII-SPKT-UNIT II, tanggal 17/6/2016.

Kasus ini dikembangkan oleh Polresta Padang, meski demikian kita akan tetap melakukan penyelidikan kasus ini, ucap Iptu Jasril.

Ayah korban, Zul Andri (53) tidak terima dengan kejadian yang menimpa anak kandungnya tersebut.

"Anak saya meninggal pak, anak saya meninggal ini harus diusut tuntas saya tidak rela kalau orang yang menusuk tersebut masih bebas," kata dia. (*)