Bukittinggi Inflasi 0,73 Persen Juni 2016

id Bukittinggi, Inflasi, 0,73 Persen

Bukittinggi, (Antara Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat daerah itu mengalami inflasi 0,73 persen pada Juni 2016 karena kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran.

"Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), semuanya mengalami inflasi. Bukittinggi berada di urutan ke-38 dari seluruh kota di Indonesia dan disebabkan karena kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran," kata Kepala BPS Bukittinggi, Faizal di Bukittinggi, Jumat.

Ia merinci keenam kelompok pengeluaran tersebut yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,15 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,87 persen, kelompok sandang 0,15 persen.

Kemudian kelompok kesehatan 0,14 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,03 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.

"Secara umum, perkembangan harga komoditas di Bukittinggi pada Juni 2016 memang menunjukkan adanya kenaikan karena bertepatan pula dengan masuknya bulan Ramadhan," lanjutnya.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga terbesar pada Juni 2016 di antaranya kentang, daging ayam ras, ikan tongkol, gula pasir, rokok kretek, dan telur ayam ras.

"Inflasi ini dilihat dari dua sisi. Bila terlalu tinggi maka pengusaha yang diuntungkan dan masyarakat yang rugi demikian sebaliknya sehingga perlu dikendalikan agar rendah namun terkendali," katanya.

Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Bukittinggi, Ismail Djohar menilai kenaikan harga pada sejumlah komoditas di daerah itu masih tergolong normal.

"Memang bila dilihat dari konsumsi masyarakat selama Ramadhan pada Juni 2016 seperti konsumsi tepung, daging dan beras menyebabkan kenaikan harga namun hal tersebut masih dalam keadaan wajar," katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Puji Atmoko memperkirakan tekanan inflasi masih akan meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri yang juga bertepatan dengan momen tahun ajaran baru kegiatan belajar mengajar.

"Berdasarkan siklus, kebutuhan bahan pangan mencapai puncaknya menjelang lebaran. Komoditas yang perlu dicermati antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, daging sapi, cabai merah, bawang merah dan tarif angkutan udara seiring dengan tradisi mudik," ujarnya.

Menurutnya, akumulasi peningkatan konsumsi masyarakat tersebut juga dipicu oleh peningkatan pendapatan seiring dengan penerimaan THR dan gaji ke-13 untuk PNS, TNI dan Polri pada Juni 2016. (*)