PBB, New York, (Antara Sumbar) - Hampir 3.700 orang, atau 624 keluarga, telah meninggalkan Fallujah selama satu pekan terakhir di tengah serangan baru oleh pasukan Irak untuk merebut kembali kota terkepung itu dari cengkeraman IS, kata PBB pada Selasa (31/5).
Sementara itu, beberapa pejabat organisasi kemanusiaan juga melaporkan warga sipil tersebut menyelamatkan diri dari resiko digunakan sebagai "tameng manusia" oleh gerilyawan fanatik.
Menurut data yang diberikan oleh pihak berwenang, sebanyak 1.300 di antara mereka tetap tinggal di kamp Al-Irak di Kabupaten Ameriyyah Al-Fallujah, tempa Kantor Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) beroperasi guna menyediakan bantuan.
Pengungsi lain tersebar di salah satu dari beberapa kamp lain yang dikelola pemerintah dikabupaten tersebut atau tinggal bersama kerabat mereka.
Pasukan irak membantu mengangkut keluarga yang menyelamatkan diri dari kota itu, dan telah menyediakan saluran khusus guna memberi keterangan kepada orang yang ingin pergi, kata beberapa pejabat PBB, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. UNHCR telah menerima laporan mengenai korban jiwa di pusat Kota Fallujah akibat pemboman gencar, termasuk tujuh anggota satu keluarga, pada 28 Mei.
Para pejabat PBB juga menyatakan 500 lelaki dan anak lelaki yang berusia di atas 12 tahun ditahan untuk menjalani pemeriksaan keamanan, yang dapat berlangsung selama lima sampai tujuh hari. Dan sebanyak 27 lelaki dibebaskan pada Senin (30/5).
Sementara itu koordinator kemanusiaan PBB untuk Irak pada Selasa melaporkan tak kurang dari 50.000 warga sipil terjebak di dalam Kota Fallujah. Mereka terancam dijadikan "tameng manusia" oleh kelompok gerilyawan garis keras yang dikenal dengan nama Da'esh.
Dalam peristiwa lain, pasukan keamanan Kurdi, yang dikenal dengan nama Peshmerga, melancarkan serangan untuk membebaskan beberapa desa dari petempur IS di sebelah timur Kota Mosul, yang dikuasai IS di Irak Utara.
Pasukan keamanan pemerintah juga mematahkan serangan IS di bagian barat negeri tersebut, kata beberapa sumber keamanan.
Di Provinsi Nineveh, Irak Utara, pasukan Kurdi --yang dilindungi oleh pesawat koalisi pimpinan AS-- saat fajar menyerang posisi IS di sejumlah desa yang tersebar di sebelah timur Mosul. Serangan itu menyulut pertempuran sengit dengan anggota IS di pinggiran Desa Muftia, Zahra Khaton, Wordic dan Tal Aswad, kata satu sumber keamanan Kurdi kepada Xinhua.
Anggota Peshmerga dan kendaraan lapis baja mereka berhasil memasuki Desa Muftia dan Zahra Khaton, setelah mengusir petempur IS, sedangkan bentrokan berlanjut di sekitar desa lain, kata sumber tersebut tanpa memberi perincian mengenai korban jiwa.
Pada penghujung Maret, pasukan Irak dan Peshmerga melancarkan tahap pertama serangan besar dan merebut kembali beberapa desa yang dikuasai IS di sebelah selatan Mosul, sebagai bagian dari persiapan mereka untuk mengusir petempur fanatik dari Mosul, Ibu Kota Provinsi Nineveh.
Menurut beberapa pejabat Irak, operasi untuk membebaskan Mosul, sekitar 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, dan bagian lain Provinsi Nineveh --yang dikuasai IS-- akan dilancarkan oleh militer Irak, Peshmerga dan koalisi pimpinan AS. (*)
Berita Terkait
Ratusan warga Aceh Barat tolak kedatangan 69 warga etnis Rohingya
Jumat, 22 Maret 2024 9:04 Wib
120 warga etnis Rohingya dievakuasi ke daratan Aceh setelah lama terombang-ambing di lautan
Jumat, 31 Desember 2021 6:23 Wib
Unjuk Rasa Imigran Afghanistan Di Medan
Selasa, 7 September 2021 17:46 Wib
Unjuk Rasa Pencari Suaka Afghanistan
Selasa, 24 Agustus 2021 17:16 Wib
Unjuk Rasa Damai Pengungsi Afghanistan
Selasa, 4 Mei 2021 16:29 Wib
UNHCR dan YKMI bekali pengungsi Rohingya keterampilan praktis
Kamis, 14 Januari 2021 16:30 Wib
Pilpres ricuh, 3.200 warga Pantai Gading melarikan diri ke luar negeri
Rabu, 4 November 2020 13:58 Wib
AKSI PENCARI SUAKA DI DEPAN UNHCR
Senin, 13 Juli 2020 17:41 Wib