BPSPL: Terumbu Karang Memutih Bisa Kembali Hidup

id Pemutihan, Terumbu Karang, Pariaman

Pariaman, (AntaraSumbar) - Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Muhammad Yusuf mengatakan terumbu karang yang mengalami pemutihan dapat kembali hidup seperti biasa.

"Seperti yang sudah terjadi di beberapa titik, terumbu karang yang sakit atau mengalami pemutihan tersebut bisa kembali hidup salah satunya dengan cara perawatan yang intensif dan juga tergantung kepada kondisi alam," kata dia di Pariaman, Kamis.

Katanya menambahkan fenomena pemutihan terumbu karang merupakan suatu gejala alam yang tidak bisa dihindarkan oleh pemerintah atau dinas terkait. Naiknya suhu air dari biasanya merupakan salah satu penyebab utama terjadinya pemutihan terumbu karang.

Pihaknya juga memberikan sejumlah rekomendasi terkait terumbu karang salah satunya agar pemerintah setempat melakukan kerja sama dengan universitas atau pihak tertentu dalam hal penanganan dan pelestarian terumbu karang.

"Tujuanya yaitu agar terumbu karang yang ada di perairan Kota Pariaman terus terjaga untuk jangka panjang sehingga berdaya guna untuk keberlanjutan ekosistem," ujarnya.

Sebelumya Kepala UPT Konservsi penyu setempat Citrha Aditur Bahri, mengatakan pemutihan terumbu karang berdampak buruk bagi habitat penyu.

Selain dapat mengancam habitat penyu, pemutihan terumbu karang juga dapat mengancam ekosistem lainya karena pada umumya terumbu karang dijadikan sebagai tempat berkumpulnya sejumlah hewan seperti ikan, plankton termasuk penyu.

"Jika terumbu karangnya rusak otomatis ikan, plankton, termasuk penyu dan biota lainya juga ikut terancam karena di sanalah habitat utamanya," kata dia.

Dikatakanya hingga saat ini hampir seluruh terumbu karang yang ada di sekitar Pulau Kasiak mengalami pemutihan.

Citrha menyebutkan fenomena pemutihan terumbu karang tersebut sebelumnya juga pernah terjadi pada 2015 di beberapa titik di perairan kota itu.

"Sebelumnya memang sudah pernah terjadi, dan kami perkirakan puncak dari pemutihan terumbu karang akan terjadi pada Maret hingga April," katanya. (*)