Padang, (AntaraSumbar) - Sejumlah ahli industri nasional membahas persiapan Indonesia dalam sektor tersebut guna menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN, dalam Seminar Industri di Padang, Rabu.
"Sudah saatnya pemerintah mengubah regulasi terkait ekspor agar nilainya lebih bersaing," kata salah satu pakar industri yang juga wakil manager Toyota Motor Manufaktur, Rachmat Wahyudi di Padang.
Menurut dia terkait industri ini, kelemahan Indonesia lebih pada ekspor barang mentah yang akibatnya merugikan.
Ia mengatakan sudah saatnya pemerintah berani mengeluarkan kebijakan mengekspor barang jadi atau minimal semi jadi.
Permasalahannya, kata dia kelemahan utamanya pada biaya yang besar untuk menghasilkan produk tersebut, khususnya pembiayaan logistik.
"Hal inilah menjadi persoalan yang masih belum menemukan solusinya," katanya.
Pakar Perindustrian, Dradjad Irianto menilai tidak perlu ada yang ditakuti menghadapi MEA.
Menurutnya keikutsertaan Indonesia di berbagai organisasi ekonomi dunia dinilai lebih besar dari sekedar cakupan ASEAN.
Dia mengatakan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan manusia yang besar, bahkan banyak sumber daya yang masih dapat diperbarui.
Dengan jumlah demikian, sebutnya tentunya tidak akan sulit menguasai pasar ASEAN yang secara perbandingan potensi cukup jauh.
"Justru ini tantangan sekaligus kesempatan Indonesia untuk memperkuat industri dan ekonominya di mata ASEAN," ujarnya.
Sementara itu pejabat Kementerian Perindustrian, Enni Santiastuti mengatakan bahwa untuk menghadapi MEA yang telah berjalan memang memerlukan regulasi dan kebijakan yang orientasi persaingan dalam industri.
Menurutnya sejauh ini melalui Kebijakan Industri Nasional yang dicanangkan hingga 2019, bahwa diharapkan laju pertumbuhan industri tanpa migas dapat mencapai 8,4 persen dengan peranannya mencapai 19,4 persen dari keseluruhan kontribusi sektor industri.
Upaya ini tentunya mencakup secara keseluruhan langkah yang akan diambil pemerintah seperti pembatasan impor, meningkatkan peran UMKM, dan penciptaan lapangan kerja baru.
Khusus untuk menghadapi MEA ini, ujar dia pemerintah mengupayakan peningkatan daya saing dengan mengintensifkan sosialisasi kepada pelaku industri, meningkatkan kualitas laboratorium uji dan sumber daya manusia, dan menyusun standar kompetensi kerja.
"Menghadapi MEA ini Indonesia masih bergerak dalam memperkuat sektor industri seperti biasanya," ujar dia.
Semisal tekstil, pupuk, logam dasar, besi, baja, hasil ikan, makanan, dan lain sebagainya. (*)
Berita Terkait
Kadin harap Presiden dan Wapres terpilih wujudkan Indonesia Emas
Rabu, 24 April 2024 20:38 Wib
Paras cantik Indonesia kembali inspirasi perempuan Indonesia lewat tiga episode terbaru
Rabu, 24 April 2024 16:33 Wib
Persatuan Insinyur: Prioritas sektor industri kunci jadi negara maju
Rabu, 24 April 2024 15:34 Wib
Menakar potensi Indonesia bertemu Israel di Olimpiade Paris 2024
Rabu, 24 April 2024 13:20 Wib
Jadwal lengkap laga perempat final Piala Asia U-23 2024
Rabu, 24 April 2024 9:12 Wib
Nathan dapat kembali perkuat timnas U-23 setelah diizinkan Heerenveen
Rabu, 24 April 2024 9:09 Wib
Shin Tae-yong tidak usung misi tertentu jelang lawan Korea Selatan
Rabu, 24 April 2024 9:09 Wib
Film "Malam Pencabut Nyawa" ditayangkan di bioskop mulai 22 Mei
Rabu, 24 April 2024 9:08 Wib