Jakarta, (AntaraSumbar) - Republik Indonesia diyakini mampu memberdayakan penggunaan energi terbarukan karena sumbernya melimpah dan banyak jenisnya yang dapat ditemukan di berbagai daerah, kata Tenaga Ahli Kementerian ESDM Tri Mumpuni.
Tri Mumpuni dalam seminar di Jakarta, Kamis, mencontohkan, Indonesia kaya akan geothermal tetapi memang diakui teknologinya masih mahal dan sulit.
Selain itu, ujar dia, bahkan untuk hal-hal yang terkadang kerap terlupakan seperti kotoran hewan ternak sebenarnya juga bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Ia menginginkan agar jangan langsung berpuas diri bila sudah bisa memasang banyak panel surya di berbagai daerah, karena tanpa keterlibatan masyarakat maka pembangkit listrik terbarukan tersebut juga dapat tersia-siakan.
Tri memaparkan bahwa Kementerian ESDM memiliki program yang dikenal sebagai Patriot Energi yang mencari anak muda yang mau menjelajahi daerah terpencil untuk membuat sumber tenaga listrik di daerah tersebut.
Program yang diluncurkan pada tahun 2005 itu telah menyeleksi sebanyak 3.600 pendaftar dan setelah proses seleksi akhirnya diperoleh 80 orang yang mengikuti program Patriot Energi.
Sementara untuk gelombang kedua akan dibuka pendaftaran pada Mei 2016 dan hasil mereka yang terpilih rencananya bakal dikirimkan pada Juli 2016.
Sedangkan persyaratan bagi mereka yang ingin menjadi Patriot Energi adalah kompetensi teknis, berdaya juang tinggi, berjiwa sosial-optimis, dan ikhlas.
Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan, pihaknya mendorong inovasi sektor energi yang dilakukan dengan pemanfaatan maksimal energi baru terbarukan (EBT) serta konservasi energi yang bermanfaat langsung ke masyarakat, terutama dalam sektor ketenagalistrikan.
"Sumber energi di Indonesia saat ini masih terfokus di energi fosil. Cadangan energi fosil yang hanya mampu bertahan sekitar 10-13 tahun mendatang, tidak dapat membawa Indonesia ke kondisi yang diharapkan di tahun 2045," paparnya dan menambahkan, hal itu sehingga pemanfaatan sumber energi lain seperti matahari, air, angin dan sumber alternatif lain yang berkelanjutan menjadi solusi.
Ia mengemukakan bahwa transformasi energi dari fosil ke energi bersih dan terbarukan akan berdampak besar pada pengeluaran dana pembangunan dari APBN, jaringan ke daerah terpencil serta tersedianya sumber energi yang berkelanjutan. "Pengembangan sektor EBT tidak boleh lagi hanya sebagai lampiran. Kita akan tempatkan tema-tema EBT di depan. Salah satunya dengan mempersiapkan Dana Ketahanan Energi (DKE) mengingat umumnya EBT perlu teknologi tinggi berbiaya besar," ujar Sudirman.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, sekitar sekitar 12.659 desa di Indonesia belum sepenuhnya menikmati listrik, dan 65 persen desa tersebut berada di kawasan timur Indonesia.
Untuk itu, ujar dia, pemerataan akses listrik ke seluruh wilayah Indonesia melalui salah satunya program Indonesia Terang, butuh kesiapan besar baik dari segi infrastruktur, jenis sumber energi yang akan digunakan serta pembiayaan.
"Listrik adalah jendela peradaban. Pemerataan akses listrik akan membuat pendidikan terbuka, kesehatan terbantu yang berujung pada penguatan ekonomi," tegas Menteri ESDM. (*)
Berita Terkait
PT Semen Padang targetkan penanaman empat juta kaliandra 2024
Sabtu, 23 Desember 2023 9:16 Wib
Semen Padang tanam 2.000 kaliandra merah untuk substitusi batu bara
Selasa, 28 November 2023 12:59 Wib
Sumbar targetkan penanaman 20 juta kaliandra merah selama lima tahun
Selasa, 28 November 2023 12:58 Wib
MKI dorong pemerintah maksimalkan pemanfaatan energi surya
Senin, 23 Oktober 2023 11:32 Wib
Akademisi: Transisi EBT tidak bisa langsung gantikan energi fosil
Minggu, 22 Oktober 2023 16:04 Wib
PLN Sumbar tambah dua SPKLU untuk dukung kendaraan ramah lingkungan
Jumat, 20 Oktober 2023 9:39 Wib
Sumatera Barat miliki potensi panas bumi hingga 230 Mega Watt
Kamis, 19 Oktober 2023 20:12 Wib
Sumbar terus maksimalkan implementasi energi baru terbarukan
Kamis, 19 Oktober 2023 16:42 Wib