BMKG Gandeng Unand Perkuat Teknologi Iklim

id BMKG, Unand, Teknologi Iklim

Padang, (AntaraSumbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggandeng Universitas Andalas (Unand) Padang dalam memperkuat sumber daya dan teknologi dalam bidang iklim.

"Kerja sama ini ditandantangani untuk memperkuat pengembangan inovasi teknologi melalui penelitian yang secara khusus berkenaan dengan perubahan iklim," kata Kepala BMKG, Andi Eka Sakya di Padang, Senin.

Dia menyebutkan saat ini teknologi yang akan dan telah dikembangkan BMKG tentang penanganan perubahan iklim belumlah cukup sehingga masih membutuhkan berbagai inovasi tambahan.

Ia mengatakan disamping itu jumlah stasiun perwakilan BMKG yang ada di Indonesia belum cukup untuk mengawasi gejala iklim dan cuaca di Indonesia yang dinilai cukup beragam karena terdiri dari 17 ribu pulau dengan tujuh puluh persen lautan.

Artinya, katanya, potensi munculnya suatu cuaca yang beragam cukup besar, ditambah lagi dengan posisi Indonesia yang diapit oleh dua benua besar dan samudera besar.

"Atas dasar itulah kami melakukan kerja sama dengan Unand, khususnya untuk memperkuat teknologi BMKG yang mengawasi wilayah Sumbar," sebutnya.

Ia mengharapkan ilmuwan Unand yang bergerak dalam bidang tersebut bisa memberikan sumbangsih dalam bentuk pemikiran atau riset yang bisa dijadikan referensi BMKG di masa depan.

"Selain Unand kerja sama ini telah dilakukan di setiap daerah di Indonesia. Tujuan utamanya selain memperkuat teknologi juga untuk memperkuat dalam upaya sosialisasi dan edukasi tentang peristiwa alam tersebut kepada masyarakat," katanya.

Menurutnya perguruan tinggi memiliki posisi strategis untuk mewujudkan hal tersebut, karena bisa bergerak pada kebijakan dan dekat dengan masyarakat.

Peranan ini penting, ujarnya, sebab sebagian besar masyarakat Indonesia mimim pengetahuan tentang iklim dan bidang meteorologi lainnya.

"Terkait perubahan iklim dan gejalanya bukanlah urusan BMKG semata melainkan juga tugas kita semua," tambahnya.

Di sisi lain, Wakil Rektor Unand Endry Martius menyebutkan kerja sama ini akan saling menguntungkan sebab telah terjalin sebelumnya.

"Tinggal saja masing-masing pihak memunculkan inovasinya," ujarnya.

Sementara itu salah satu mahasiswa Unand, Nurfadillah menilai bahwa BMKG dan pemerintah harus mencari cara efektif untuk memberitahukan masyarakat awam tentang perubahan iklim tersebut.

Menurutnya cara tersebut tidak akan mudah dikarenakan beragamnya suku bangsa di Indonesia yang menjadikan pola pemikirannya berbeda juga. (*)