Padang, (AntaraSumbar) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat mencatat kondisi kesejahteraan masyarakat di provinsi itu meningkat ditandai dengan turunnya jumlah penduduk miskin pada semester II 2015.
"Membaiknya kesejahteraan masyarakat tercermin dari turunnya jumlah penduduk miskin menjadi 349,5 ribu jiwa pada September 2015 dibandingkan Maret 2015 yang mencapai 379,6 ribu jiwa," kata Kepala perwakilan BI Sumbar Puji Atmoko di Padang, Kamis.
Ia menyampaikan hal itu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumbar Triwulan IV yang diterbitkan BI perwakilan Sumbar.
Menurutnya di tengah perlambatan ekonomi penurunan jumlah penduduk miskin terutama terjadi di perdesaan sebanyak 30,5 ribu jiwa, dengan total penduduk miskin mencapai 231 ribu jiwa.
Sementara penduduk miskin di perkotaan sedikit meningkat sekitar 400 jiwa, dengan total penduduk miskin mencapai 118,5 ribu jiwa, kata dia.
Ia menyampaikan mayoritas penduduk miskin berdomisili di daerah perdesaan mencapai 66 persen, sementara penduduk miskin yang tinggal di daerah perkotaan hanya sekitar 34 persen dari total keseluruhan penduduk miskin di Sumbar.
Dikatakan, meski garis kemiskinan terindikasi meningkat, kondisi kesejahteraan masyarakat relatif membaik ditandai dengan garis kemiskinan yang mencapai Rp403.947 per kapita per bulan atau meningkat dari sebelumnya sebesar Rp384.277 per kapita per bulan pada Maret 2015.
Terkait pengeluaran terhadap komoditas makanan dan non makanan, komoditas makanan mempunyai peran jauh lebih besar terhadap garis kemiskinan dibandingkan komoditas non makanan, lanjutnya.
Menurut dia di perdesaan pertumbuhan garis kemiskinan yang meningkat cukup signifikan terutama ditujukan untuk pengeluaran komoditas makanan, sedangkan garis kemiskinan untuk makanan di perkotaan relatif stabil.
Di sisi lain indeks pembangunan manusia (IPM) Sumbar mencapai 69,36 pada 2014 yang relatif cukup baik dan berada pada peringkat ketiga tertinggi di Sumatera.
Ia menjelaskan indikator IPM digunakan untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup seperti angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan.
Sebelumnya Sekretaris Daerah Sumbar, Ali Asmar menyebutkan angka kemiskinan di provinsi itu dalam lima tahun terakhir turun dari 9,50 persen menjadi 7,31 persen.
Ia menyebutkan pada 2010 kemiskinan di Sumbar berdasarkan pendataan Maret 9,50 persen, 2011 9,04 persen, 2012 8,19 persen, 2013 8,14 persen, 2014 7,14 persen dan 2015 tinggal 7,31 persen. (*)
Berita Terkait
Tidak ada lagi warga Kota Payakumbuh masuk kategori miskin ekstrem
Jumat, 8 Maret 2024 9:56 Wib
Orang "Miskin" Dilarang Nyaleg
Minggu, 25 Februari 2024 23:14 Wib
Ribuan penduduk di Pesisir Selatan masih berstatus miskin ekstrem
Selasa, 23 Januari 2024 5:04 Wib
1.419 KK miskin di Payakumbuh jadi calon penerima bantuan usaha ekonomi produktif
Kamis, 12 Oktober 2023 11:30 Wib
Keluarga miskin ekstrem di Payakumbuh terima bantuan modal
Selasa, 15 Agustus 2023 17:08 Wib
Sejumlah keluarga miskin ektrim di Payakumbuh terima bantuan modal usaha
Selasa, 15 Agustus 2023 13:50 Wib
Listrik berkeadilan, PLN akan nyalakan 1000 rumah warga miskin bantuan pemerintah
Senin, 17 Juli 2023 17:26 Wib
Pemkot Padang salurkan bantuan pangan bagi 382 keluarga miskin
Minggu, 18 Juni 2023 17:12 Wib