Pemkab Solok Selatan Antisipasi Penyebaran Penyakit Pascabanjir

id Banjir Solok Selatan

Pemkab Solok Selatan Antisipasi Penyebaran Penyakit Pascabanjir

Banjir Solok Selatan (Antara)

Padang Aro, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, melakukan antisipasi penyebaran penyakit yang bisa mengancam warga pasca-banjir dan longsor yang terjadi di daerah itu pada Senin (8/2).

"Semua puskesmas maupun pustu serta bidan desa di lokasi bencana disiagakan 24 jam untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang terkena dampak banjir dan longsor," kata Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman didampingi Kepala Bidang Layanan Kesehatan Yeni Efrianti di Padang Aro, Rabu.

Dia mengatakan, setiap puskesmas yang berada di lokasi bencana juga diharuskan membentuk posko kesehatan bagi warga.

Untuk saat ini katanya, selain posko di puskesmas juga ada yang di lokasi bencana seperti di Jorong Taratak Tinggi Blok Nol Kecamatan Pauah Duo.

Selain itu katanya, juga ada posko kesehatan di lokasi bencana banjir di Kampuang Tarandam Kecamatan Sungai Pagu.

Ia menyebutkan, untuk penyakit yang mudah menyerang warga pasca-bencana yaitu demam tinggi, demam berdarah, diare serta penyakit kulit seperti gatal-gatal.

"Untuk mengatasi semua kemungkinan penyakit tersebut kita memiliki obat-obatan yang mencukupi dan sudah dikirim ke posko yang dibentuk," katanya.

Jika kiriman tersebut masih kurang masih ada stok di gudang milik pemerintah setempat, dan bisa diambil kapan saja sesuai kebutuhan.

Dia menambahkan, pemerintah setempat juga mengoperasikan enam unit puskesmas keliling untuk melayani warga yang terkena dampak bencana di dua kecamatan.

Masing-masing puskesmas katanya, memiliki dua unit puskel sedangkan kecamatan yang terkena dampak paling parah yaitu Sungai Pagu dan Pauah Duo.

Selain puskel di dua kecamatan itu katanya, juga diperbantukan puskel dan Koto Parik Gadang Diateh untuk melayani warga.

Sementara itu, Camat Sungai Pagu mengatakan, warganya mulai diserang berbagai penyakit tetapi masih bisa diatasi di posko kesehatan yang dibentuk.

"Saya belum tahu pasti berapa banyak warga yang terkena penyakit serta jenisnya, tetapi saat ini masih bisa ditangani di posko kesehatan," jelasnya. (*)