Wisatawan Keluhkan Mahalnya Retribusi Wisata Pariaman

id Wisatawan, Keluhkan, Retribusi, Wisata, Pariaman

Pariaman, (AntaraSumbar) - Sejumlah wisatawan dari berbagai daerah mengeluhkan mahalnya retribusi untuk memasuki dua objek wisata yang baru diresmikan Pemerintah Kota Pariaman, yakni Taman Wahana Cahaya dan Taman Bunga.

Yogi (42) wisatawan asal Kota Padang, di Pariaman, Senin, mengatakan biaya retribusi yang diminta oleh petugas objek wisata terlalu mahal jika dibandingkan dengan apa yang diperoleh dari tempat tersebut.

"Biaya masuk boleh saja mahal, tetapi harus sesuai juga dengan fasilitas yang diberikan kepada pengunjung," katanya.

Menurut dia, retribusi Rp10 ribu bagi orang dewasa dan Rp5.000 bagi anak-anak terlalu mahal karena di wahana yang baru diresmikan sekitar dua pekan lalu tersebut belum memiliki sarana dan prasarana penunjang lainnya.

Selain itu dirinya juga kecewa dengan banyaknya sampah yang berserakan di sekitar Taman Wahana Cahaya dan Taman Bunga tersebut.

"Objek wisata tamannya memang bagus, namun sampah masih berserakan di sekitar taman," kata dia.

Sinta (22) wisatawan asal Kabupaten Pasaman Barat, mengatakan biaya retribusi masuk ke objek wisata tersebut memang terlalu mahal.

"Dari beberapa objek wisata yang pernah saya kunjungi khususnya di Sumbar, memang masuk ke sini terlalu besar sementara kita di dalamnya hanya melihat taman bunga dan taman wahana cahaya saja," ucap mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Kota Padang tersebut.

Objek wisata yang baru saja diresmikan pemerintah setempat pada Jumat (18/12) tersebut saat ini sudah mengalami kerusakan seperti replika mobil balap yang sudah robek dan mulai berkarat.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat, Efendi Jamal mengatakan, terkait keluhan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut sudah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No 1 tahun 2015 tentang pemungutan retribusi tempat rekreasi dan olahraga.

"Ya mau bagaimana lagi segala aturan yang menyangkut perda tersebut sudah ada sebelum saya menjabat Kepala Dinas selain itu kami juga hanya menjalankan perda tersebut," katanya.

Terkait rusaknya beberapa replika lampion, Efendi mengatakan masalah itu merupakan hal yang biasa dalam dunia pariwisata karena pihaknya tidak sepenuhnya bisa mengontrol pengunjung yang datang.

Menurut dia, hingga saat ini hanya ada empat personel yang bertugas di objek wisata tersebut untuk mengelolanya.

"Kami sangat kekurangan tenaga, minimal harus ada tujuh personel yang bertugas untuk mengawasi, menjaga, dan memelihara taman tersebut," katanya.

Pembangunan Taman Wahana Cahaya dan Taman Bunga tersebut menghabiskan dana Rp1,2 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kota setempat. (cpw)