Pemerintah Salurkan 150.005 Paket Elpiji di Padang

id Paket, Elpiji, padang

Padang, (AntaraSumbar) - Sebanyak 150.005 paket elpiji tiga kilogram gratis sudah tersalurkan di 11 kecamatan Kota Padang semenjak tahun 2012 hingga 2015.

"Penyaluran terakhir dilakukan pada tahun 2015, yaitu sebanyak 14.148 paket pada sembilan kecamatan," kata Kepala Seksi (Kasi) Energi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi (Disperindagtamben) Kota Padang, Yolita di Padang, Jumat.

Pemerintah telah melakukan kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji dari tahun 2007 hingga 2015 pada enam provinsi, yaitu Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat.

Ia mengatakan, untuk Padang sendiri baru menyalurkan paket elpiji tiga kilogram pada tahun 2012 pada satu kecamatan, sebagai uji coba atau pengenalan.

"Pada tahun 2012 hanya dilakukan penyaluran di Kecamatan Nanggalo sebagai pengenalan, sebanyak 1.024 paket," katanya.

Ia melanjutkan barulah pada tahun 2013 penyaluran dilakukan merata pada 11 kecamatan dengan jumlah paket sebanyak 131.092, karena respon dari masyarakat pada uji coba penyaluran pada tahun 2012 cukup baik.

"Sebenarnya rencananya pada tahun 2013 tersebut dituntaskan seluruhnya untuk penyaluran, akan tetapi ada warga yang belum dapat untuk meminta, sehingga kami meminta tambahan paket pada tahun 2014," katanya.

Pada tahun 2014, jumlah yang disalurkan adalah 3.741 paket pada dua kecamatan. Sementara pada tahun 2015 barulah dilakukan penyaluran untuk pendataan yang dilakukan pada tahun 2014, yaitu sebanyak 14.148 untuk sembilan kecamatan.

Ia mengaku jumlah tersebut memang sedikit kurang dari kuota yang diberikan pertamina untuk Kota Padang, yaitu sebanyak 155.651 paket.

"Hal tersebut tidak masalah, karena jumlah kuota awal tersebut merupakan perencanaan awal," ujarnya.

Salah seorang warga Padang, Ati (54) mengaku pada awalnya memang dirinya cukup takut beralih dari kompor biasa yang memakai minyak tanah menjadi kompor gas, karena ia sering mendengar elpiji mudah meledak.

Namun, karena minyak tanah yang mulai langka dan kalaupun ada harganya cukup mahal, sehingga Ati mulai membiasakan diri memakai paket elpiji yang diberikan pemerintah.

"Saya tidak langsung menggunakan paket elpiji yang diberikan tersebut karena masih merasa takut, tapi setelah beberapa lama akhirnya digunakan juga," katanya.

Ia merasa cukup hemat memakai elpiji, karena untuk satu tabung elpiji tiga kilogaram bisa bertahan untuk 10 sampai hari. (*)