Mensos: Interkoneksi Permudah Pembaruan Data Kartu Sakti

id Data, Kartu, Sakti, Interkoneksi

Mensos: Interkoneksi Permudah Pembaruan Data Kartu Sakti

Ilustrasi. Presiden Joko Widodo (kanan) berdialog dengan warga usai menyerahkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) di daerah Kampung Melayu, Jakarta. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Jakarta, (AntaraSumbar) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya sedang melakukan penguatan basis data terpadu dalam jaringan lewat Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial (SIKS) yang nantinya dapat mempermudah sinkronisasi dan pembaruan data Kartu Sakti.

"Kami ingin integrasi sistem informasi kesejahteraan sosial menjadi terkoneksi. (Jika manual) mahal sekali biayanya untuk verifikasi dan validasinya dan cenderung lebih cepat kalau lewat SIKS," kata Mensos Khofifah seusai membuka Bimbingan Teknis SIKS di Jakarta, Kamis.

Jika sistem sudah terkoneksi dengan seluruh kabupaten/kota, kata Mensos, maka manfaat perlindungan sosial akan semakin mudah diakses oleh masyarakat, terutama kalangan tidak mampu.

Dia mencontohkan, bayi yang terlahir dari kalangan kurang mampu akan otomatis mendapat cakupan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dengan catatan, keluarga kurang mampu tersebut sudah masuk dalam basis data KIS.

Hal tersebut, kata dia, berbeda dengan mekanisme manual tanpa SIKS yang memerlukan proses panjang bagi bayi yang terlahir dari keluarga tidak mampu untuk mendapatkan KIS. Alasannya, dengan sistem manual berarti akan ada proses verifikasi dan validasi ulang bagi bayi tersebut.

"Kalau ini sudah bisa diaplikasikan di masing-masing kabupaten/kota, sesungguhnya data mereka bisa 'online', seluruh anak yang lahir dari keluarga kurang mampu akan tercakupi KIS dengan otomatis tanpa proses verifikasi dan validasi lagi," kata dia.

Menurut Mensos, banyak pihak yang akan mendapatkan manfaat dari penerapan SIKS ini seperti anak sekolah, lansia, gelandangan dan berbagai kalangan masyakarakat yang belum mampu secara ekonomi.

"Lewat SIKS, anak-anak dari keluarga kurang mampu, selesai masa balitanya dan mau masuk sekolah dasar pastikan mereka 'tercover' dengan Kartu Indonesia Pintar. Kategori anak terlantar jalanan karena 'drop out' pastikan mereka terdaftar kejar paket dan dapat KIP," katanya.

"Kalau ada masyarakat butuh rumah tinggal layak huni, ada lansia kurang mampu, masyarakat yang potensial diberdayakan secara ekonomi dan layak mendapatkan Kube, dia bisa langsung mendaftar di SIKS itu. SIKS ini merupakan percepatan layanan tidak hanya oleh Kemensos saja tapi juga terkoneksi antarkementerian dan lembaga," kata dia. (*)