Pertamina EP: Potensi Migas Aceh Masih Menjanjikan

id Potensi, Migas, Aceh

Pertamina EP: Potensi Migas Aceh Masih Menjanjikan

Ilustrasi. (ANTARA FOTO)

Jakarta, (AntaraSumbar) - Potensi minyak dan gas bumi di Provinsi Aceh masih cukup menjanjikan, kata Direktur Eksplorasi dan Proyek Penemuan Baru Pertamina EP Nanang Abdul Manaf.

Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, Nanang mengatakan, dunia migas Indonesia tidak bisa lepas dari Aceh, karena sumur pertama di Indonesia, yang berhasil mengeluarkan minyak berada di provinsi itu.

"Sumur pertama yang menghasilkan minyak itu adalah Telaga Said. Meskipun lokasinya di Sumatera Utara, namun struktur di bawahnya mencapai wilayah Aceh," ujarnya.

Menurut dia, selain sumur Telaga Said, Pertamina EP juga mempunyai lapangan produksi migas yaitu Rantau Field yang ditemukan pada 1941, yang terletak di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh.

"Hal ini menunjukkan bahwa potensi Aceh terhadap keberadaan energi cukup memungkinkan," ujarnya dalam kuliah umum di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, Kamis.

Dalam kesempatan tersebut, Nanang juga menjelaskan tentang siklus kegiatan industri hulu migas mulai dari seismik hingga sumur memasuki masa akhir (abandonment).

Setelah suatu lapangan memasuki fase penurunan (decline) yang tinggi, dan terjadi terus menerus, lanjutnya, maka harus dicari struktur baru untuk kembali menghasilkan produksi migas.

"Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka struktur tersebut mengalami 'abandonment'. Sama seperti Field Rantau yang sudah berusia lebih dari 70 tahun, apabila tidak dilakukan upaya eksplorasi maka tidak menutup kemungkinan lapangan tersebut akan ditutup," katanya.

Dalam kuliah umum bertajuk "Prospektif Migas di Aceh dari Prespektif Ilmu Kebumian" tersebut, Nanang juga memaparkan, produksi minyak mentah Indonesia saat ini berkisar 800.000 barel per hari.

Dengan total cadangan minyak hanya 3,9 miliar barel, maka dengan produksi konstan sekitar 800.000 barel per hari, cadangan bakal habis 11 tahun lagi.

"Hal tersebut bisa terjadi, dengan catatan tidak ada lagi kegiatan eksplorasi yang menemukan cadangan baru. Oleh karena itu, eksplorasi menjadi bagian yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan terhadap energi," ujarnya.

Sementara itu, dalam kegiatan tersebut juga ditandatangani nota kesepahaman (MoU) antara Pertamina EP dan Fakultas Teknik Geologi Universitas Syiah Kuala.

MoU berisi kesempatan bagi para mahasiswa Universitas Syiah Kuala melakukan kerja praktik di wilayah kerja Pertamina EP.

Dekan Fakultas Teknik Geologi Universitas Syiah Kuala Mirza Irwansyah mengatakan, melalui kerja praktik, maka para mahasiswa dapat mengenal kegiatan industri migas secara langsung dan menambah ilmu pengetahuan terkait industri migas. (*)