Dosen Unand Terbitkan Buku Bermain Anak "Manjujai"

id Dosen Unand

Padang, (Antara) - Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Dr Helmizar menerbitkan buku pedoman untuk bermain anak dengan basis budaya Minangkabau "Manjujai".

"Buku ini berisi tentang pedoman stimulasi psikososial untuk optimalisasi tumbuh kembang anak," katanya di Padang, Selasa.

Dia menyebutkan dalam buku ini terdiri atas penjelasan dan metode cara bermain dengan anak dari kebiasaan atau budaya Minangkabau.

Terdapat 24 permainan manjujai yang dijelaskan satu per satu dalam buku ini, imbuhnya.

Kedua puluh empat permainan tersebut antara lain Bermain tapuak ambai-ambai, daag, mari merangkak, mencari mainan, tebak suara dan nina bobok.

"Dengan metode tertentu ke 24 permainan tersebut dikelompokkan menjadi enam kali pertemuan antara ibu dan anak," katanya.

Kemudian kata dia, dalam buku tersebut setiap penjelasan permainan akan dilengkapi kategori aspek perkembangan yang sesuai.

Terdapat empat aspek perkembangan yang digunakan dalam metode ini yakni Kemampuan berbahasa dan belajar, kemampuan sosial dan emosi.

Kemudian keterampilan gerak tubuh, dan keterampilan gerak dan tangan atau motorik halus.

"Buku ini pertama kali diperkenalkan pada kegiatan dies natalis fakultas lalu," katanya.

Pada kegiatan tersebut dirinya juga ikut melakukan orasi ilmiah metode Manjujai tersebut.

Sebab katanya, buku ini juga muncul setelah melakukan berbagai riset tentang tumbuh kembang anak.

Diharapkan buku pedoman ini bermanfaat dan teraplikasi di berbagai pendidikan anak usia dini dan balita seluruh Indonesia, ucapnya.

Sementara itu salah satu pendidik PAUD, Yenni menilai bahwa anak usia dini membutuhkan jangka waktu bermain yang panjang.

Menurutnya anak balita dan usia dini tidak bisa dipaksakan untuk menyerap langsung pembelajaran berat.

Dengan adanya buku tersebut hal ini dapat teratasi karena seorang ibu diberi pengetahuan tentang cara bermain anak.

Sebab selama ini kelemahan dari pendidikan usia balita dan dini dari orang tua karena ketidaktahuan metodenya. (*)