Investor Italia Minati Proyek Infrastruktur

id Minati Proyek Infrastruktur

Jakarta, (Antara) - Italia berminat untuk menanamkan modal di sektor infrastruktur dalam skema kerja sama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP).

Melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, minat tersebut disampaikan Duta Besar Italia untuk Indonesia Federico Failia dalam kunjungannya ke Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Jumat (9/10).

Ada pun proyek infrastruktur yang diminati investor Italia antara lain jalan, listrik, pelabuhan dan pengolahan air.

"Minat investasi itu terutama terhadap proyek-proyek PPP yang dapat dikerjasamakan dengan BUMN di Indonesia," kata Dubes Failia yang menambahkan keikutsertaan perusahaan perbankan guna mendukung pembiayaan.

Kepala BKPM Franky Sibarani menuturkan, ada 15 proyek infrastruktur yang ditawarkan dengan skema PPP sepanjang 2015.

Proyek-proyek tersebut akan ditawarkan kepada 20-30 perusahaan Italia yang akan mengunjungi Indonesia sebagai tindak lanjut kegiatan promosi investasi yang digelar BKPM September lalu.

"Pada saat itu mereka sudah menunjukkan ketertarikan terhadap peluang-peluang investasi yang ditawarkan. Kunjungan ini menunjukkan keseriusan mereka untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut. Mereka saat ini telah secara spesifik minta detil informasi mengenai proyek PPP," tuturnya.

Berdasarkan data yang dirilis oleh BKPM, realisasi investasi Italia untuk Semester I 2015 berada diperingkat 29 dengan nilai investasi mencapai 6,1 juta dolar AS dengan jumlah proyek mencapai 41 proyek.

Sedangkan untuk minat, dari data yang sama, tercatat persetujuan investasi untuk 30 proyek dengan nilai investasi mencapai 60,3 juta dolar AS dengan rencana penyerapan tenaga kerja mencapai 874 orang.

Sementara itu, saat kegiatan pemasaran investasi di Milan, September lalu, BKPM mengidentifikasi minat investasi dari Italia senilai 789,5 juta dolar AS.

Minat tersebut tersebut berasal dari berbagai sektor di antaranya telekomunikasi 4,5 juta dolar AS, kelistrikan 380 juta dolar AS, industri turbin untuk pembangkit listrik sebesar 25 juta dolar AS, industri otobus 90 juta dolar AS, sektor perkapalan 10 juta dolar AS, dan konstruksi senilai 280 juta dolar AS. (*)