Jelang Arus Mudik, Pemkab Solok Selatan Pasang Rambu Di Perkebunan

id Solok Selatan, Pasang, Rambu, Perkebunan

Padang Aro, (AntaraSumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, akan memasang rambu-rambu jalan di area perkebunan untuk memperlancar dan memperpendek jarak tempuh pemudik ke daerah itu.

Sekretaris Daerah Solok Selatan Yulian Efi di Padang Aro, Jumat, mengatakan, pemudik yang melewati Muaro Bungo, Jambi, yang akan menuju Solok Selatan bisa menempuh jalur di perkebunan di Sangir Balai Janggo karena bisa menghemat waktu 3-5 jam perjalanan.

Ia menjelaskan, dengan menempuh jalur di perkebunan makan tidak harus memutar melewati Kabupaten Solok.

Hanya saja jalan dari Sungai Rumbai ke Solok Selatan belum di aspal tetapi sudah pengerasan sehingga aman dilalui.

Sedangkan untuk keluar di Solok Selatan, katanya, ada dua alternatif yaitu di Abai Kecamatan Sangir Batang Hari dan Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo.

Kendati mampu menghemat waktu perjalanan, katanya, pemudik masih takut untuk menempuh jalur tersebut karena minim rambu-rambu lalulintas serta petunjuk arah.

Untuk pemasangan rambu-rambu dan petunjuk arah ini, sebutnya, dirinya sudah menyurati instansi terkait agar sebelum arus mudik sudah selesai dilakukan.

Seorang warga Solok Selatan, Nanda Pratama (27) mengatakan, jalan menuju Dharmasraya melewati area perkebunan memang cukup dekat dibandingkan harus melewati Solok dulu.

"Saya pernah melewati jalan tersebut memang cukup dekat dan jarak tempuhnya singkat akan tetapi rambu sangat minim bagi yang tidak mengetahui seluk beluknya," jelasnya.

Ia mengatakan sangat mendukung rencana pemerintah setempat memasang rambu di jalan perkebunan karena akan mempercepat jarak tempuh dan kemungkinan tersesat juga kecil.

"Famili saya setiap tahun selalu pulang dari rantau dan mereka tidak berani lewat jalur kebun tersebut karena takut tersesat sehingga harus memutar ke Solok dulu," jelasnya.

Warga lainnya, Hendra (41) mengungkapkan, walaupun sudah ada rambu-rambu disarankan para pemudik tidak melewati area perkebunan tersebut pada malam hari.

Hal ini, katanya, karena jika terjadi kerusakan kendaraan atau habis bahan bakar maka akan sangat sulit mencari bantuan. (*)