Menlu Minta Hasyim Muzadi Bantu WNI di Yaman Agar Pulang

id Menlu Minta Hasyim Muzadi Bantu WNI di Yaman Agar Pulang

Jakarta, (Antara) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi meminta bantuan Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi untuk menghimbau warga negara Indonesia (WNI ) di Yaman agar segera kembali ke Tanah Air. "Permintaan Menlu tersebut disampaikan melalui Deputi Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal yang menemui KH Hasyim Muzadi di Pesantren Al-Hikam Depok pada 29 Maret 2015 terkait dengan situasi di Yaman yang kian mencemaskan," kata tokoh muda NU KH M Misbahus Salam kepada pers di Jakarta, Senin. Menurut KH Misbah, dalam pertemuan dengan KH Hasyim, utusan Menlu menjelaskan perkembangan situasi politik dan keamanan di Yaman yang kian mengkhawatirkan karena tengah dilanda konflik bersenjata. Selama ini Yaman dikenal sebagai salah satu negara favorit untuk belajar keislaman, sehingga banyak putera para ulama Indonesia yang melanjutkan studinya di negara itu. Sejumlah pelajar dan mahasiswa Indonesia di sana cenderung enggan untuk kembali ke Tanah Air meski situasi di Yaman sudah sangat mencemaskan. Pada pertemuan tersebut KH Hasyim menyatakan siap memberikan bantuan dengan menghimbau kepada para kyai dan kabib agar meminta para santri, pelajar dan mahasiswa Indonesia yang ada di Yaman untuk segera pulang sementara ke Indonesia sambil menunggu amannya keadaan di negara itu. Saat ini Yaman tengah dilanda perang. Arab Saudi yang didukung sembilan negara melakukan serangan udara terhadap pemberontak Syiah Houthi di Yaman. Serangan Saudi itu bertujuan membela pemerintahan yang memiliki legitimasi, yakni Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Operasi meliter Saudi merupakan bentuk pertolongan bagi Presiden Hadi yang meminta anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk melakukan intervensi. Anggota GCC seperti Bahrain, Kuwait, Qatar, dan Uni Emirat Arab sepakat memberikan bantuan. Saudi menyiagakan 100 pesawat tempur dan 150.000 tentara untuk operasi militer di Yaman dan Uni Emirat Arab mengirimkan 30 pesawat tempur, sementara Bahrain dan Kuwait mengirimkan empat kapal perang ke Yaman melalui Terusan Suez. Hari-hari ini ledakan kuat kerap terdengar di beberapa bagian di Yaman ketika pesawat tempur Saudi dan sekutunya menyerbu pangkalan udara, kantor pemberontak, dan gudang senjata Houthi. "Saat ini baru pasukan udara yang bertempur. Nanti kalau sudah pasukan darat yang turun, maka kondisi keamanan pasti sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu demi keselamatan, WNI di Yaman diharapkan bisa segera pulang ke Indonesia," kata KH Misbah mengutip utusan Menlu, Lalu Muhamad Iqbal. (*/jno)