Sri Mulyani: Inklusi Finansial Penting Bagi Asean

id Sri Mulyani: Inklusi Finansial Penting Bagi Asean

Jakarta, (Antara) - Direktur Pengelola Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati mengatakan inklusi finansial penting bagi negara-negara yang terdapat di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN termasuk Indonesia. "Meningkatnya inklusi finansial di ASEAN akan penting untuk mencapai akses universal," kata Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin. Sri Mulyani mengingatkan negara-negara di kawasan ASEAN mewakili 12,3 persen dari populasi dunia yang tidak memiliki akses kepada perbankan. Dari jumlah tersebut, ujar dia, dinilai Indonesia berkontribusi hingga sebesar 5,9 persen dan Vietnam sebesar 2,1 persen. Sementara UKM juga menjadi 96 persen dari seluruh perusahaan di negara-negara ASEAN secara keseluruhan, dan berkontribusi antara 23-58 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Namun demikian, diperkirakan kurang dari 15 persen usaha tersebut yang diperkirakan memiliki akses yang memadai kepada kredit perbankan. Sri mengemukakan, bank sentral dan pemerintahan ASEAN telah mengambil langkah dalam menetapkan sasaran yang ambisius untuk itu. "Sangat penting bahwa sektor swasta disediakan lebih banyak jasa layanan finansial yang lebih inovatif," katanya. Untuk itu, ujar dia, otoritas nasional penting pula untuk memberdayakan sektor swasta guna berinvestasi lebih besar di layanan finansial melalui komitmen mereka untuk menciptakan iklim kebijakan dan aturan yang lebih kondusif. Grup Bank Dunia untuk itu telah setuju untuk membantu ASEAN antara lain dalam mengukur tingkat pengembangan finansial, serta mengawasi keselarasan dengan aturan baku standar internasional dalam pengawasan sektor finansial. Selain itu, memutakhirkan pembangunan infrastruktur finansial, membangun kapasitas untuk penerapan dan pemberdayaan aturan sektor finansial guna memperluas akses perbankan yang berbiaya rendah dan jasa layanan finansial yang aman. "Contohnya, kami mendukung otoritas di Indonesia dan Vietnam untuk membawa masyarakat berpenghasilan rendah ke dalam sistem finansial melalui pendigitalisasian transfer sosial," ucapnya. (*/sun)