LSM: Porsi Anggaran Pengembangan Energi Terbarukan Kecil

id LSM: Porsi Anggaran Pengembangan Energi Terbarukan Kecil

Jakarta, (Antara) - Lembaga swadaya masyarakat Jaringan Advokasi Tambang dan 350.org Indonesia menyesalkan porsi anggaran pengembangan energi terbarukan yang masih kecil padahal potensi yang ada sangat melimpah di berbagai daerah di Tanah Air. "Pengembangan energi terbarukan saat ini masih mendapatkan porsi yang sangat kecil, baik dalam postur anggaran atau pun pemanfaatannya di lapangan," kata Pengkampanye Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Ki Bagus Hadi Kusuma dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin. Menurut dia, Presiden Joko Widodo harus berani dalam mengambil gebrakan baru dalam pengembangan energi bersih dan terbarukan yang ada di Indonesia. Hal tersebut, lanjutnya, juga perlu dilakukan pemerintah bukan dalam sekadar formalitas belaka sehingga pengembangan energi terbarukan hanya akan jalan di tempat. "Jika pemerintah sendiri tidak mengambil langkah awal untuk mengurangi ketergantungannya terhadap energi fosil dan beralih ke pada energi bersih dan terbarukan," pungkasnya. Sementara itu, juru bicara 350.org Indonesia Bjoe Kurniawan mengingatkan bahwa pada saat ini, potensi energi bersih dan terbarukan di Indonesia dinlai masih belum terlalu dioptimalkan. Padahal, ia mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara maritim dan berada di iklim tropis memliki banyak pilihan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. "Seharusnya ini menarik sebagai pilihan investasi berkelanjutan, memang berbiaya tinggi di awal, tapi jauh lebih murah jika kita pertimbangkan juga biaya sosial dan ekologisnya," ujarnya. Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan dukungan terhadap program pemerintah dalam mewujudkan energi terbarukan dan ramah lingkungan. "Energi terbarukan ini jumlahnya tidak terbatas. Kalau ini dikelola dengan baik, tentu akan memberikan dampak positif. Karena itu, kami mendukung program mewujudkan energi terbarukan," kata Wakil Ketua Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Shinta Widjaya Kamdani di Banda Aceh, Jumat (6/2). Menurut dia, sudah saatnya Indonesia memanfaatkan energi terbarukan menggantikan sumber energi dari minyak dan batubara. Sebab, energi terbarukan bisa didaur ulang dan alamiah. Sedangkan pakar energi dari Universitas Gadjah Mada Deendarlianto mengemukakan momentum turunnya harga minyak dunia dapat menjadi peluang Indonesia untuk kembali mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). "Perlu dianggap sebagai peluang agar menjadi solusi alternatif sebelum harga minyak dunia kembali naik," kata Deendar di Yogyakarta, Rabu (21/1), dan menambahkan bahwa di saat harga minyak dunia yang tertekan ke bawah, maka subsidi bahan bakar minyak (BBM) seyogianya dapat dialihkan ke sektor pengembangan energi baru terbarukan. (*/sun)