UNHCR Apresiasi Penampungan Anak Pencari Suaka Sumut

id UNHCR Apresiasi Penampungan Anak Pencari Suaka Sumut

Medan, (Antara) - UNHCR mengapresiasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menjadi satu-satunya daerah yang menyediakan tempat pengungsian dan pencari suaka untuk anak-anak di tengah semakin banyaknya jumlah yang ditampung. "Indonesia sudah menampung sekitar 11.000 orang pengungsi dan pencari suaka, di mana 1.800 di antaranya ditempatkan di Sumut. UNHCR berterima kasih, apalagi kepada Pemprov Sumut yang menyediakan lokasi untuk anak-anak," ujar Perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Indonesia Thomas Vargas di Medan, Kamis. Dia mengatakan itu kepada Pelaksana Harian Sekda Sumut Hj Sabrina usai mengunjungi penampungan pengungsi dan pencari suaka antara lain di Padang Bulan, Medan dan bersiap meninjau tempat penampungan pengungsi anak-anak di Kabupaten Langkat. Didampingi Program Officer UNHCR Indonesia Ayaz Khan, Vargas mengatakan, hingga dewasa ini terdapat sedikitnya 46 juta orang pengungsi di dunia. Jumlah pengungsi itu bertambah karena banyak krisis yang terjadi di belahan dunia di antaranya Syria, Sudan, Afrika Tengah, Afghanistan, dan Myanmar. Selain di Indonesia, para pengungsi dan pencari suaka itu ditampung di berbagai negara lain seperti Thailand, Malaysia dan bahkan Bangladhes. UNHCR berharap Sumut dan Indonesia secara keseluruhan bisa menampung lebih banyak lagi para pengungsi dan pencari suaka itu. Vragas menegaskan, semua punya tangggung jawab menampung para pengungsi itu dan Sumut adalah contoh sempurna karena menyediakan tempat pengungsian bagi anak-anak. Plh Sekda Sumut Sabrina mengaku tempat pengungsian bagi anak-anak itu sudah ada sejak 2013 setelah Pemprov Sumut mengakomodir permintaan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menyediakan tempat tinggal bagi anak-anak pengungsi dan pencari suaka. Pemprov Sumut mengubah Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan di Stabat, Langkat sebagai tempat tinggal bagi pengungsi anak-anak. "Sejak 2013, sudah sekitar 100-200 orang anak keluar dan masuk menempati lokasi pengungsian dengan daya tampung 42 orang anak tersebut," katanya. Pejabat Dinas Sosial Sumut Aldo Sitompul menjelaskan, kebutuhan akomodasi anak-anak di bawah usia 18 tahun tersebut dipenuhi oleh International Organization for Migration (IOM). Namun, kata dia, para pekerja sosial dan Dinas Kesehatan juga turut ambil peran dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan anak-anak pengungsi dan pencari suaka itu. (*/jno)