Hubungan Bangunan Lama dengan Kota Padang

id Hubungan Bangunan Lama dengan Kota Padang

Kota dapat diartikan sebagai wilayah yang terdapat diatas permukaan bumi yang memiliki subfungsi berupa Proses-proses, hal itu saling berkaitansatu sama lainnya, seperti proses ekonomi, proses budaya, dan proses aktivitas kehidupan manusia di dalam bentuk satu kesatuan sosial yang terikat pada batas administratif tertentu. Selain hal yang di sebutkan definisi kota juga dipandang berdasarkan karakter yang dimiliki seperti halnya kota lama. Kota lama adalah satu kesatuan wilayah permukiman dari berbagai lapisan masyarakat yang telah muncul dan terbentuk semenjak berabad-abad yang lalu dan memiliki struktur serta infrastruktur yang mendukung berjalannya sistim masyarakat penghuninya. Kota lama dikalanya memiliki peran yang penting, peran-peran tersebut muncul dengan berbagai alasan, seperti kota lama padang. Mengutip pendapat mansoer (1970) Kawasan Kota Padang muncul karena kebutuhan VOC akan wilayah transit untuk barang yang diperdagangkan, baik yang dilakukan dengan Minangkabau atau perdagangan dengan daerah lainnya seperti Batavia serta Ceylon. Selain itu VOC merancang Kota Padang menjadi ibukota Sumatera sebagai wilayah pemerintah Hindia Belanda dalam mengawasi perdagangan, hal itu karena wilayah Padang memiliki lokasi yang strategis secara geografis. Hal itu dapat masih dapat dibuktikan dari peninggalan-peninggalan yang masih dapat ditemukan hingga saat ini pada kawasan kota lama Padang Peninggalan ini disebut sebagai Benda Cagar Budaya (BCB). Peninggalan tersebut berupa bangunan hunian sebagai tempat tinggal, perkantoran lama sebagai sarana pemerintahan serta gudang-gudang yang dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan dan transit objek komoditi dagang. Sebelum menjadi sebuah kota yang komplek, kota padang awalnya merupakan perkampungan nelayan yang sudah mulai dikenal, awalnya padang disebut dengan kampung betung, pada masa lalu sering pedagang Tiku, Pariaman dan Indrapura singgah terlebih dahulu di Padang sebelum meneruskan perjalanan ke Aceh, daerah-daerah tersebut merupakan daerah tundukan kerajaan aceh yang berkembang pada abad XIV kecuali Padang, Safwan, dkk (1987) menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan perdagangan Aceh tersebut tercatat dalam bahan literatur kerajaan pagaruyung pada pemerintahan raja Adityawarman. Selain kerajaan Aceh, VOC yang merupakan perusahaan dagang eropa pada abad XIV tersebut juga telah masuk ke Kota Padang melalui Pulau Cingkuk, untuk melakukan aktivitas perdagangan. Menurut Colombijn (2006) Terbentuknya Padang dan berkembang sebagai salah satu kota yang memiliki aktivitas perdagangan pada daerah pesisir barat tidak terlepas dari faktor penaklukan portugis terhadap malaka pada tahun 1551, para pedagang asia merubah jalur perdagangan ke selat sunda dan pesisir barat Sumatera, salah satu port tersebut terdapat di wilayah Sumatera Barat saat ini yaitu di Kota padang, pelabuhan berfungsi sebagai tempat transit untuk emas dari dataran tinggi dan lada dari daerah pesisir. Kronologis pembentukan Padang dari perkampungan nelayan menjadi sebuah kota pelabuhan yang heterogen, tidak terlepas dari peran-peran manusia pelaku budaya yang menghuninya, jejak-jejak yang di tinggalkan dalam bentuk sisa bangunan pada kawasan kota lama yang memiliki nilai kharakteristik manusia itu sendiri semestinya dipertahankan. Dari waktu kewaktu manusia selalu mempertanyakan jati dirinya atau dikenal dengan istilah identitas diri, secara arsitektural, bangunan yang terdapat pada wilayah kota lama padang menyiratkan nilai-nilai penting pada sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. (*)

*Alumnus Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada, dosen luar biasa Jurusan Sejarah Universitas Andalas. Email fosil73@gmail.com.